English English Indonesian Indonesian
oleh

Rektor Itu Nabi Benaran atau Nabi Palsu

Karena itu, di era sekarang siapapun kita, wajib berhati-hati dalam bertutur, bersikap, dan berperilaku. Sebab tutur, sikap, dan perilaku kita, terutama yang buruk, sangat mudah viral. Percakapan di medsos itulah yang bisa mengonfirmasi dan mentabayyuni antara yang benar dan yang hoaks.

Sebagai seorang nabi di tengah civitas akademikanya, rektor adalah uswah (teladan). Sebagai nabi, rektor mengambil alih tanggung jawab atas kejahatan yang dilakukan warganya. Bahkan, mundur dari jabatannya merupakan bentuk tanggung jawabnya.

Sedang bersikukuh tidak mundur berarti dia pengecut untuk meninggalkan hedonis jabatan rektor di atas sampah² peradaban yang dilakukan oknum² yang tak kuasa ia kendalikan.

Rektor bisa berwujud nabi benaran. Memimpin dengan keteladanan. Memikul derita civitas akademikanya. Hingga, menunjukkan tanggung jawab atas kejahatan yang terjadi di kampusnya, dengan ksatria mundur dari kenyamanan jabatan rektor. Bisa juga, rektor itu sebagai nabi palsu. Berkelit macam² atas kejahatan yang terjadi dari kepemimpinannya yang tidak becus. Boleh juga berkelit, “aku bukan nabi!”

News Feed