FAJAR, MAKASSAR — OJK Sulselbar mencatat hingga Oktober 2024, total kredit produktif di wilayahnya tercatat sebesar Rp90,33 triliun, sementara kredit konsumtif mencapai Rp74,29 triliun. Namun, sektor kredit produktif mengalami perlambatan dengan pertumbuhan hanya 4,19 persen, jauh menurun dibandingkan pertumbuhan 17,60 persen pada akhir tahun 2023.
Salah satu sektor yang berkontribusi terhadap penurunan ini adalah sektor konstruksi yang mengalami kontraksi sebesar 7,10 persen, dengan total kredit mencapai Rp5,69 triliun. Di sisi lain, sektor perdagangan besar dan eceran mencatatkan pertumbuhan sebesar 1,99 persen dengan kontribusi Rp38,72 triliun, meskipun pertumbuhannya masih di bawah 6,18 persen pada tahun lalu.
Kepala OJK Sulselbar, Darwisman mengatakan ada kabar baik datang dari sektor pertanian yang mencatatkan pertumbuhan signifikan sebesar 14,54 persen, dengan kontribusi mencapai Rp14,04 triliun atau 13,96 persen dari total kredit produktif. “Alhamdulillah, sektor pertanian bisa menyusul dan memberikan kontribusi positif terhadap pertumbuhan ekonomi sebesar 5,06 persen,” kata Darwisman, Selasa, 10 Desember 2024.
Darwisman menekankan pentingnya sektor konstruksi untuk kembali pulih. Ia optimistis dengan adanya program Astacita yang diinisiasi Presiden Prabowo Subianto, yaitu pembangunan 3 juta rumah setiap tahun, sektor konstruksi dapat terdorong ke arah positif. Ia berharap konsolidasi yang dilakukan dalam dua bulan terakhir 2024 dapat meningkatkan kredit produktif.
Program pembangunan 3 juta rumah ini bertujuan memenuhi kebutuhan perumahan di Sulawesi Selatan, yang mencapai 100 ribu unit per tahun. Namun, saat ini penyediaan rumah hanya sekitar 25 ribu unit atau 25 persen dari kebutuhan. Melalui program ini, Darwisman berharap sektor perumahan dapat berkontribusi lebih signifikan dalam mendukung pertumbuhan ekonomi regional.