English English Indonesian Indonesian
oleh

PT Vale Terapkan Pertambangan Hijau Solusi Pertumbuhan Ekonomi

Kepala departemen riset dan keterlibatan publik wahana lingkungan hidup Indonesia (Wahli) Sulsel, Slamet Riadi mengatakan indutri pertambangan memang selalu bersentuhan dengan masalah lingkungan berdasarkan catatan BNPB, dalam 10 tahun terakhir terjaadi lonjakan lima kali lipat angka kejadian bencana yang Tahun 2013 hanya tercatat 50 kejadian bencana namun pada tahun 2023 angkanya naik menjadi 267 kejadian bencana. Selain itu, dalam sepuluh tahun terakhir total sudah ada 1.345 angka kejadian bencana dengan 1.641.706 jiwa yang menjadi korban akibat bencana ekologis.

Hutan Sulsel juga mengalami devisit yang cukup besar. Tahun 2001-2022, ada sekitar 85.270 hektare hutan di Sulsel yang hilang atau setara dengan 119.425 lapangan sepak bola. Saat ini, hutan tersisa di sulsel hingga tahun 2023 yakni 1.359.039 Ha atau hanya tersisa 29,70 % dari luas provinsi.

“Dari 139 DAS yang ada di Sulsel hanya sekitar 38 DAS yang masuk dalam kategori sehat karena memiliki tutupan hutan di atas 30%. Sedangkan sisanya
sebanyak 101 DAS atau 72,6 % DAS yang ada di Sulsel Selatan mengalami kritis. Kondisi ini lah yang juga berkontribusi atas tingginya angka kejadian bencana di Sulsel utamanya bencana banjir, longsor, dan kekeringan,” ucapnya.

Slamet Riadi menambahkan secara umum Walhi Sulsel menentang dengan yang namanya pertambangan karena merusak lingkungan. Namun sebagai warga negara pihaknya tunduk pada aturan yang ada yang memperbolehnya adanya pertambangan. Namun dia menggaris bawahi bahwa pertambangan harus mengikuti aturan yang ada.

News Feed