“Kemasan mengikuti permintaan. Begitupun juga dengan varian rasa Mak Judess, juga berdasarkan kebutuhan konsumen,” jelasnya.
Untuk terus mempertahankan pasar, Sri Wahyuni mengaku terus berupaya mempertahankan kualitas produk, rasa tetap harus sama. Memastikan memilih bahan baku terbaik dan punya standar dalam mengolah atau memasak. Kemudian, dari sisi penyimpanannya, bagaimana daya simpannya bagus. “Mulai proses dari bahan baku, rasa hingga penyimpanan semuanya harus sama,” tambahnya.
Usaha Mak Judess terus berkembang. Pasar juga semakin meluas. Saat ini, produksi dalam setiap bulannya berkisar 1,5 ton hingga 3 ton. Baik abon maupun sambal. Sekali produksi bisa menghasilkan 3.000 pcs
Menurut Sri, untuk varian sambal, yang paling banyak permintaan adalah tuna. Kemudian untuk varian seafoodnya, cumi. Ada juga yang varian originalnya, bawang. Tiga itu best seller Kalau untuk varian sambal.
Untuk varian abon, yang best seller itu adalah abon tuna. “Kalau luar negeri yang laris tiga varian sambal best seller tadi. Ada juga negara kayak Nigeria dan Australia, itu mengambil semua varian. Mereka mencoba semua varian yang kita punya,” jelasnya.
Selain terus memperluas pasar, ia juga akan menambah varian produknya sesuai kebutuhan pasar. Targetnya, setiap tahun ada produk baru dan negara ekspor baru.
Dukungan BRI
PT Bank Rakyat Indonesia (BRI) salah satu perbankan yang punya kontribusi besar dalam mengembangkan UMKM di Indonesia melalui program-program dan pemberdayaan yang dilakukan.
