“Salah satu komoditas unggulan adalah rumput laut. Sulawesi Selatan merupakan penghasil terbesar rumput laut di Indonesia, dengan permintaan tinggi dari negara seperti Cina. Beberapa daerah seperti Bone dan Luwu Timur menjadi penghasil utama,” jelas Asrul.
Selain itu, proyek pariwisata seperti Pasir Gusung di Selayar dan sektor peternakan sapi potong di Bone juga diproyeksikan memiliki nilai investasi yang besar. Hal ini sejalan dengan upaya pemerintah provinsi untuk memaksimalkan pemanfaatan aset daerah, termasuk lahan milik pemerintah yang siap untuk dikerjasamakan.
Meningkatkan Daya Saing UMKM Sulsel
Dengan hadirnya buyer dan investor dari 30 negara, AMBF x SSIF 2024 memberikan kesempatan besar bagi UMKM lokal untuk menembus pasar global. Namun, Rizki Ernadi Ermanda mengingatkan bahwa UMKM harus terus meningkatkan kualitas produk mereka, termasuk mendapatkan sertifikasi yang dibutuhkan untuk memenuhi standar internasional.
“UMKM Sulsel memiliki potensi besar, tetapi harus memastikan produknya berkualitas, memiliki sertifikasi, dan mampu memenuhi permintaan secara berkelanjutan. Dengan begitu, kerja sama dengan buyer internasional dapat terjalin dengan baik,” tuturnya.
AMBF x SSIF 2024 tidak hanya menjadi ajang promosi, tetapi juga platform strategis untuk membangun jaringan bisnis antara UMKM lokal, pemerintah daerah, dan investor internasional. Dengan total nilai proyek investasi mencapai Rp9,5 triliun, acara ini diharapkan mampu mempercepat pertumbuhan ekonomi Sulsel sekaligus memperkuat posisinya sebagai pusat ekonomi di kawasan timur Indonesia. (edo)