“Kami terus berupaya menyampaikan informasi ini secara masif agar masyarakat dapat mengambil keputusan yang tepat, mengurangi risiko, dan memaksimalkan hasil,” tambahnya.
Sementara itu, Kepala BBMKG Wilayah IV Makassar, Irwan Slamet, menyampaikan bahwa BMKG juga fokus pada pemantauan dan mitigasi bencana alam, termasuk gempa bumi. Irwan menjelaskan bahwa pihaknya telah memasang peralatan pendeteksi gempa di berbagai wilayah untuk memahami kondisi seismik di area tersebut.
“Kami telah melakukan survei mikro zonasi untuk wilayah yang rawan gempa. Ini penting agar kami dapat memantau kondisi tanah dan daya topang bangunan di wilayah tertentu jika terjadi gempa,” jelas Irwan.
Mikro zonasi ini melibatkan pemetaan struktur tanah untuk menentukan tingkat risiko suatu wilayah terhadap gempa bumi. Data yang dihasilkan digunakan untuk memberikan rekomendasi teknis terkait pembangunan infrastruktur, seperti kedalaman fondasi bangunan dan kekerasan sedimen yang dapat menopang bangunan.
“Wilayah yang telah dipetakan di antaranya Palu, Gorontalo, Manado, dan Makassar. Kami juga bekerja sama dengan sektor pertambangan yang membutuhkan data mikro zonasi ini untuk operasi mereka,” tambahnya.
BMKG memastikan semua informasi cuaca dan iklim yang dikeluarkan telah dikoordinasikan dengan pemerintah daerah. Langkah ini bertujuan untuk memastikan informasi tersebut sampai ke masyarakat luas dan dapat digunakan secara optimal. Selain itu, BMKG terus mengembangkan teknologi pendeteksian dini bencana untuk memberikan informasi yang akurat dan tepat waktu.