Kriteria Pemimpin Daerah yang Diidamkan
Dalam analisis lebih lanjut menggunakan Thurstone Case V Model, ditemukan bahwa rekam jejak kinerja menjadi kriteria utama yang dicari oleh calon pemilih dengan skor 0,880. Visi-misi dan program kerja yang jelas menempati posisi kedua dengan skor 0,848. Sementara itu, kompetensi dalam memahami isu daerah (0,649) dan karakter personal (0,613) juga menjadi perhatian.
Sebaliknya, faktor seperti pendidikan terakhir, penampilan fisik, atau hubungan kekerabatan dengan pejabat tertentu dianggap kurang berpengaruh dalam menentukan pilihan. Pemilih lebih tertarik pada apa yang ditawarkan melalui visi dan rekam jejak calon.
Survei juga mencatat tingginya tingkat antusiasme calon pemilih untuk berpartisipasi dalam Pilkada Serentak 2024. Sebanyak 91% responden menyatakan akan menggunakan hak pilihnya dalam pemilihan bupati atau wali kota, dan 92% berencana mengikuti pemilihan gubernur. Hanya 2% responden yang mengaku akan golput, sementara 6% masih belum memastikan pilihannya.
“Generasi muda tampaknya cukup antusias terhadap Pilkada kali ini. Harapannya, antusiasme ini dapat memacu tingkat partisipasi yang lebih tinggi pada 27 November 2024 nanti,” pungkas Nazmi.
Survei ini dilakukan secara daring pada 23-26 Mei 2024 dengan melibatkan responden dari seluruh wilayah Indonesia. Responden terdiri dari laki-laki dan perempuan dengan latar belakang pendidikan beragam, mulai dari SMP hingga S2.
Kesimpulan
Hasil survei Populix ini menegaskan bahwa sosok calon kepala daerah menjadi faktor penentu kemenangan pada Pilkada Serentak 2024. Dengan tren preferensi yang lebih berfokus pada rekam jejak dan visi-misi, serta peluang yang terbuka untuk partai kecil melalui putusan MK, lanskap politik Indonesia menunjukkan potensi perubahan signifikan. Pilkada Serentak yang melibatkan 37 provinsi, 93 kota, dan 415 kabupaten akan menjadi momen penting dalam menentukan arah kepemimpinan daerah di masa depan. (edo)