FAJAR, MAKASSAR — Leang Panning terletak di Desa Wanua Waru, perbatasan Kabupaten Bone dan Maros, Kecamatan Mallawa, sekitar 100 km dari Kota Makassar. Di kawasan ini, pengunjung dapat menikmati pemandangan hutan tropis serta gua dengan stalaktit dan stalakmit.
Leang Panning juga menyimpan peninggalan arkeologis berupa kerangka manusia bernama Besse, yang berusia sekitar 7.200 tahun, menjadikannya DNA tertua yang ditemukan di wilayah Wallacea.
Pada Rabu, 6 November, rombongan DPD Asosiasi Travel Indonesia (ASTINDO) Sulsel mengadakan walking tour di Leang Panning Park dalam rangka memperingati HUT ke-25 ASTINDO.
Rudi Hartono, pemilik Leang Panning Park, menyatakan bahwa kawasan seluas 4 hektar ini memiliki potensi besar sebagai destinasi wisata edukasi maupun minat khusus.
“Ada sejumlah vila bagi yang ingin menginap, dan tempat ini juga cocok untuk berkemah,” ujarnya.
Ketua DPD ASTINDO Sulsel, Nurhayat, menyebutkan bahwa kegiatan HUT kali ini mencakup survei dan walking tour di Leang Panning Park, yang potensinya layak untuk dikembangkan.
“Jadi sebanyak 50 orang pengurus dan anggota ASTINDO, bersama associate member seperti Trans Snow Makassar dan Malino Highlands, turut berpartisipasi dalam acara ini,” ujarnya. (sae)