15 hari sebelum Pemilu 14 Februari 2024, Andi Suharmika harus kehilangan sang ayah yang meninggal dunia. Kondisi itu sempat membuatnya tak ingin lagi melanjutkan perjuangan untuk menduduki kursi DPRD Makassar di periode kedua.
Muhlis Majid
MAKASSAR
Saat bertemu penulis, Wakil Ketua DPRD Makassar, Andi Suharmika sedang duduk di kursinya dengan mata yang tampak menerawang jauh. Suaranya bergetar, berat, seakan menahan perasaan yang begitu dalam.
“Agak susah bercerita kalau mengingat lagi kembali,” katanya pelan saat diwawancarai FAJAR di ruang kerjanya di Kantor DPRD Makassar, Kamis, 31 Oktober.
Baginya, perjalanan politik ini bukan sekadar ambisi atau jabatan semata. Melainkan perjalanan panjang yang dimulai dari warisan cita-cita sang ayah, Andi Hasir HS, yang merupakan mantan anggota DPRD Makassar dua periode.
Perjalanan Mika, sapaannya, di dunia politik adalah bukti cinta dan penghormatan pada sang ayah, yang juga berjuang untuk masyarakat selama hidupnya. Sang ayah adalah sosok aktif di Partai Golkar, bahkan terakhir menjabat sebagai Ketua Fraksi Golkar.
Ia juga merupakan Ketua Sentral Organisasi Karyawan Swadiri Indonesia (Soksi), salah satu organisasi pendiri Golkar. Dari masa kecilnya, Mika sudah terbiasa melihat ayahnya bekerja keras dan berinteraksi dengan warga.
“Bapak saya itu kalau setelah salat subuh, sudah di depan rumah melihat warga lalu lalang di pasar,” kenang Ketua Angkatan Muda Partai Golkar (AMPG) Makassar ini dengan senyum samar.
“Itu adalah cara sang ayah memahami dan dekat dengan masyarakat,” sambung pria 29 tahun itu.