English English Indonesian Indonesian
oleh

Dakwah Inklusif dan Eksklusif


Pada dasarnya dakwah itu mengajak. Bukan mengusir. Alquran membimbing agar dakwah dilakukan dengan cara hikmah (canggih, rasional, filosofis), dengan wejangan yang baik, dan bila memakai cara debat harus lebih unggul dari lawan debat (Alquran, surat Annahl ayat 125). Alquran mencela dakwah yang eksklusif, tertutup, menolak, menjauhkan manusia dekat kepada Islam.


Mulanya, sambil menyebarkan Islam, beberapa sabahat Nabi SAW menghina sesembahan kaum musyrik. Merasa terganggu dengan tindakan tersebut, kaum musyrik mengancam akan berbalik memaki Allah. Turunlah ayat yang melarang cara berdakwah yang melecehkan bahkan terhadap sesembahan patung orang musyrik. Inilah surat Al An’am ayat 108, yang artinya sebagai berikut:


“Dan janganlah kamu memaki sesembahan yang mereka sembah selain Allah, karena mereka nanti akan memaki Allah dengan melampaui batas tanpa pengetahuan. Demikianlah Kami jadikan setiap umat menganggap baik pekerjaan mereka. Kemudian kepada Tuhan tempat kembali mereka, lalu Dia memberitahukan kepada mereka apa yang dahulu mereka kerjakan,”. Mari tinggalkan dakwah eksklusif dan suburkan dakwah inklusif!

News Feed