Pertumbuhan ekononom tahun 2024 bisa on track, dipredikasi dalam kisaran 4,7%-5,5%, ditopang permintaan domestik tapi dengan prospek ekspor diprakirakan melandai. Inflasi diperkirakan terjaga tetapi terjadi tekanan pada tren nilai tukar (NT) dan yield Surat Berharga Negara (SBN) akan mereda. Diharap Instrumen SRBI sebagai instrumen unggulan kebijakan moneter di pasar keuangan pro market untuk menjaga stabilitas pasar keuangan dalam negeri.
Berbagai perkembangan faktor lingstra yang telah diidentifikasi tersebut diprakirakan akan dapat mempengaruhi tigal hal dan sekaligus akan ditetapkan sebagai target kebijakan yang perlu disiapkan untuk dicarikan solusinya jika ada masalah, yakni terkait aspek: Ketahanan sistem keuangan (SK) perlu dijaga; Kredit dapat tumbuh secara positif; dan Pembiayaan inklusif yang terbatas perlu ditingkatkan.
Terkait aspek terjaganya ketahanan SK hal tersebut ditentukan dari sisi permintaan perekonomian makro (Demand side economy). Ada beberapa penentu peluangnya, yakni, kinerja korporasi Tbk di beberapa sub-sektor terjaga dan berpotensi meningkatkan Kredit Investasi (KI) dan Kredit Modal Kerja (KMK), kemudian profitabilitas korporasi diprakirakan terdampak positif dari apresiasi NT dan potensi penurunan suku bunga (SB).
Termasuk permintaan Kredit Perumahan (KPR), dan Kendaraan Bermotor (KKB) oleh Rumah Tangga (RT) kelas atas masih tinggi. Sedangkan tantangnnya, diantaranya, pertumbuhan penjualan beberapa sektor tertahan akibat penurunan harga komoditas. Permintaan kredit ditopang oleh sektor intensif modal. Konsumsi RT kelas bawah berpotensi tertekan, dampak dari efisiensi biaya usaha tenaga kerja oleh korporasi dan penurunan penyaluran bansos.