English English Indonesian Indonesian
oleh

Taman Arkeologi Leang-leang, Saksi Bisu Prasejarah dan Bukti Peradaban Lampau

Meskipun berada pada tebing bukit, di bagian pintu gua yang menghadap ke sebelah barat masih terdapat lantai yang menjorok keluar selebar 1-2 meter dan berfungsi sebagai pelataran gua. Leang Petta Kere termasuk gua dengan tipe kekar tiang.

S‎uhu udara di dalam gua sekitar 27º C dengan kelembaban rongga gua sekitar 65 persen, sementara kelembaban pada dinding gua berkisar antara 17 hingga 22 persen.

Jika di Leang Pettae ditemukan lima lukisan telapak tangan dan satu buah gambar babi rusa, peninggalan yang ditemukan di Leang Petta Kere berupa dua gambar babi rusa dan 27 gambar telapak tangan. Juga ada alat serpih bilah dan mata panah.

Lokasi gua ini berada di dalam kawasan Leang-leang dan untuk menuju kedua gua ini, Anda harus melewati jalan setapak dan tangga‎.

Uniknya lagi karena di dalam ‎gua itu ada lukisan tangan di dinding gua Taman Prasejarah Leang-leang.
Olehnya itu ditengah perubahan iklim ini pihak pengelola berupaya agar lukisan-lukisan itu bisa terjaga.

“Jadi kami berusaha agar temuan-temuan atau tinggalan prasejarah ini bisa terus terawat. Salah satu Caranya yaitu, biasanya bagi pengunjung yang baru datang dari luar kita upayakan agar bisa menstabilkan suhu tubuhnya dulu baru masuk ke gua atau Leang,” jelas Pamong Budaya Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) Wilayah XIX, Andi Jusdi.

Itu akan berpengaruh terhadap lukisan dinding.

“Ada beberapa penyebab kerusakan lukisan dinding. Mulai perubahan iklim global serta kunjungan. Makanya sebelum masuk gua itu pengunjung biasanya kita minta beristirahat sebentar dan mendinginkan suhu tubuhnya baru masuk,” jelasnya.

News Feed