English English Indonesian Indonesian
oleh

Pertumbuhan Ekonomi Berbasis Pengetahuan

Oleh: Muhammad Syarkawi Rauf

Dosen FEB Unhas

HARIAN.FAJAR.CO.ID, MAKASSAR — Perekonomian Indonesia menuju pertumbuhan 7,0% – 8,0%. Pertumbuhan ekonomi nasional selama 5 tahun terkahir hanya 5,02% tahun 2019, 5,31% tahun 2022 dan diperkirakan 4,93% tahun 2024.

Angka pertumbuhan ini tidak buruk bagi Indonesia tetapi belum cukup untuk membawa perekonomian Indonesia menuju Indonesia Emas 2045.

Meningkatkan pertumbuhan ekonomi dari hanya 5,0% menjadi 7,0% – 8,0% tahun 2026 membutuhkan perubahan mendasar strategi pembangunan ekonomi nasional, yaitu dari exogenous growth model (model pertumbuhan eksogen) menjadi endogenous growth model (model pertumbuhan endogen).

Exogenous growth model diperkenalkan oleh Robert Solow pemenang hadiah nobel ekonomi tahun 1987. Sementara endogenous growth model diinisiasi oleh Paul M. Romer penerima hadiah nobel ekonomi tahun 2018. Romer menyatakan bahwa investasi dan tenaga kerja berdampak temporer pada pertumbuhan. Efeknya hanya dalam jangka pendek.

Exogenous growth model menyatakan bahwa pertumbuhan ekonomi jangka panjang hanya dipengaruhi oleh kemajuan teknologi. Dimana adaptasi dan adopsi teknologi tinggi meningkatkan productivity growth (pertumbuhan produktifitas) yang akhirnya menjadi penggerak utama pertumbuhan ekonomi tinggi dalam jangka panjang.

Kelemahan dari pendekatan exogenous growth model adalah teknologi tinggi yang ada di suatu negara bersumber dari luar negara bersangkutan. Kemajuan teknologi tidak bersumber dari kekuatan internal perekonomiannya.

News Feed