FAJAR, MAKASSAR—Dalam rangka memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW, Merial Institute bersama Ngariksa dan Makassar Heritage Society melaksanakan Rihlah Budaya yang pertama di Makassar, Sulawesi Selatan.
Rihlah diawali dengan perjalanan tiga hari menelusuri naskah kuno dan mengunjungi artefak sejarah Islam di lima kabupaten, lalu diakhiri dengan dialog budaya bertemakan “Cahaya Nabi dalam Naskah Sulawesi” yang digelar di Science Technopark, Universitas Hasanuddin, Makassar, Sulawesi Selatan, Senin (16/9/24).
Dialog yang dihadiri ratusan mahasiswa, akademisi, komunitas, dan masyarakat umum ini memperbincangkan pengetahuan dan kearifan lokal yang relevan dengan visi Indonesia Emas 2045. Dialog diawali dengan presentasi perjalanan Rihlah Budaya yang menghasilkan temuan-temuan penting terkait sejarah, silsilah, jejaring ulama, tradisi, dan informasi tentang Islam di Indonesia yang perlu kajian mendalam.
Hadir dalam kegiatan ini tokoh-tokoh nasional maupun lokal, yaitu, Prof. Oman Fathurahman, M. Hum, KH. Helmi Ali Yafie, Ir. Fadly Ibrahim Sururi, ST. MT, dan Dr.drg.H.M. Arief Rosyid Hasan, M. KM.
Pada kesempatan ini, Prof. Oman Fathurahman, M. Hum mengungkapkan bahwa naskah kuno atau manuskrip yang dijumpai semakin membuktikan bahwa peradaban Islam di Sulawesi Selatan terhubungkan sangat kuat dengan peradaban dunia Muslim secara keseluruhan. “Sayangnya, selama ini manuskrip-manuskrip itu terabaikan. Kini saatnya semua pihak, termasuk generasi muda milenial, memberikan perhatian,” kata pengampu Ngariksa yang biasa disapa Kang Oman ini.