Hasil produksi rumput laut sangat berpengaruh dari faktor cuaca juga. Arus dan gerakan ombak memengaruhi rumput laut yang dibudidayakan secara long line atau dengan bentangan tali pada permukaan air dan pembudidayaan dengan metode rakit apung.
“Seperti untuk jenis rumput laut Eucheuma cottoni yang banyak dibudidayakan di Pangkep dengan long line atau ada juga dengan rakit apung, ini dipengaruhi oleh cuaca. Bahkan ada yang sama sekali tidak bisa lagi dipanen kalau sudah habis diterjang gelombang ombak atau angin kencang,” paparnya.
Budi daya rumput laut sangat diminati oleh berbagai industri, seperti kecantikan, makanan, farmasi, hingga industri material, seperti kertas.
“Perlu sekarang dikaji untuk dikembangkan adalah pengolahannya karena sudah banyak industri yang minat ini. Hanya saja di Pangkep kita melihat belum ada untuk pengolahannya, padahal ini sangat potensial,” tandas Alias.
Makanya yang perlu untuk dilakukan pemerintah saat ini adalah dengan memanfaatkan sistem resi gudang untuk menjaga stabilitas produksi dan harga rumput laut. Sebab, harganya sekarang juga sudah turun.
“Dengan adanya industri, maka stabilisasi harga itu bisa dijaga dan pengembangan UMKM kelompok pembudidaya juga dimaksimalkan,” paparnya.
Untuk di Politani sendiri, ia menyebut pengolahan rumput laut sudah sering dilakukan dan sudah menghasilkan produk, seperti lotion, makanan berupa dodol, agar-agar dan permen, hingga produk nugget dari rumput laut.
“Kalau kita di sini memang sudah ada untuk olahannya, ada prodinya khsusus untuk produk olahan termasuk olahan dari rumput laut,” ucapnya. (fit/zuk)