Bernardus juga menambahkan, PT Vale berkomitmen untuk menjadikan prinsip ESG sebagai elemen penting dari setiap aspek operasi perusahaan.
“Keberlanjutan bukan hanya tantangan, tetapi juga peluang. Kami memandang setiap langkah dalam keberlanjutan sebagai kesempatan untuk berinovasi dan beradaptasi dengan tuntutan pasar global yang terus berkembang. Dengan pendekatan ini, PT Vale berupaya mengurangi dampak lingkungan sambil mengejar keuntungan jangka panjang melalui praktik yang bertanggung jawab,” katanya.
Dia menggarisbawahi pentingnya mineral kritis dalam mendukung transisi energi terbarukan di Indonesia. “Sumber daya alam mineral kritis yang dimiliki Indonesia adalah aset berharga, namun pengelolaannya harus dilakukan dengan cara yang mendukung transisi energi,” ujarnya.
Dia menekankan perlunya kolaborasi dengan berbagai mitra, termasuk sektor teknologi dan pendanaan, serta melibatkan masyarakat lokal dan pemerintah dalam proses ini.
Bernardus menjelaskan, prinsip keberlanjutan harus diterapkan secara menyeluruh. “Misalnya, dalam produksi nikel di salah satu proyek pengembangan nikel kami, mitra kami yang merupakan perusahaan pabrikan mobil terkemuka meminta PT Vale untuk melakukan assessment terhadap sertifikasi IRMA enam bulan setelah operasi tambang dimulai,” jelas Bernardus.
Selain itu, proses pertambangan sering kali memerlukan pembukaan lahan yang dapat mengubah bentang alam dan berdampak pada keanekaragaman hayati, sehingga penting untuk meminimalkan dampaknya melalui rehabilitasi lahan pasca tambang secara progresif, program perlindungan keanekaragaman hayati dan penanganan air larian tambang yang komprehensif.