JAKARTA, FAJAR — Pemerintah terus melakukan perhatian terhadap pencegahan dan penanganan virus monkeypox (cacar monyet) alias mpox yang kini sudah menyebar di banyak negara.
Dalam rapat terbatas di Istana Negara, Selasa (27/8), Kepala BPOM RI, Prof Taruna Ikrar membeberkan obat dan vaksin yang bisa mencegah virus ini.
Sebagai salah satu upaya kesiapsiagaan dalam menghadapi mpox di Indonesia, kata dia, telah tersedia Pedoman Pencegahan dan Pengendalian mpox (2023) berdasarkan Keputusan Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan Nomor HK.02.02/C/505/2023, yang diadaptasi dari Pedoman WHO dan CDC, berbagai literatur, serta masukan para ahli.
Taruna mengatakan saat ini belum ada pengobatan yang spesifik untuk infeksi mpox di Indonesia. Namun demikian, beberapa obat telah digunakan di Indonesia. Obat-obat tersebut antara lain obat-obat rekomendasi Pedoman Tata Laksana Cacar Air yang sudah disetujui di Indonesia.
Di antaranya pengobatan simtomatis seperti antipiretik untuk mengatasi demam dan analgesik untuk mengatasi nyeri, dan obat gatal. Pengobatan simtomatis dan suportif dapat diberikan untuk meringankan keluhan yang muncul.
“Pengobatan menggunakan antivirus untuk pasien cacar (smallpox) bermanfaat melawan mpox seperti acyclovir (tablet 200 mg dan 400 mg dan valasiklovir,” katanya.
Selain itu juga ada obat antivirus untuk mpox sebagaimana yang tercantum pada Pedoman Pencegahan dan Pengendalian mpox berdasarkan rekomendasi WHO.
Taruna menyebut obat antivirus itu antara lain tecovirimat (per oral, intravena). Menurut dia, obat ini merupakan lini pertama tatalaksana infeksi mpox, termasuk pada anak dan remaja.