Surat perintah penangkapan itu dilaporkan hanya berlaku di Prancis. Prancis telah melarang Durov masuk dan dirinya juga disebut mengetahui bahwa telah masuk dalam daftar persona non-grata negara itu.
Pria kelahiran Rusia ini memang jarang bepergian ke Eropa dan menghindari negara-negara yang mempermasalahkan operasional Telegram. Durov selama ini berdomisili di Dubai. Ia telah menjadi warga negara Prancis sejak Agustus 2021.
Durov, yang juga pendiri jejaring sosial VKontakte, meninggalkan Rusia pada 2014 setelah ia menolak membagikan data pengguna VKontakte dengan lembaga keamanan Rusia.
Rusia kemudian gagal memblokir Telegram karena menolak untuk menyediakan komunikasi daring pengguna kepada lembaga keamanan negara.
Usai Rusia melancarkan invasi ke Ukraina pada 2022, Telegram menjadi sumber utama konten yang tidak difilter, dan terkadang vulgar dan menyesatkan, dari kedua belah pihak tentang perang dan politik seputar konflik tersebut.
Aplikasi tersebut telah menjadi sarana komunikasi pilihan bagi Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy dan para pejabatnya. Kremlin dan pemerintah Rusia juga menggunakannya untuk menyebarkan berita mereka.
Durov, yang kekayaannya ditaksir oleh Forbes sebesar US$15,5 miliar, mengatakan beberapa pemerintah telah berupaya menekannya, tetapi aplikasi tersebut, yang kini memiliki 900 juta pengguna aktif, harus tetap menjadi “platform netral” dan bukan “pemain dalam geopolitik.” (bs/zuk)