FAJAR, MAKASSAR– Tajhizul jenazah atau orang yang bertugas menangani jenazah merupakan salah satu profesi yang kurang diminati.
Profesi ini bukan tugas ustadz maupun kyai dan memiliki pengetahuan tentang pemulasaran jenazah merupakan fardhu ain. Tajhizul jenazah terbilang profesi sangat langkah.
Hal ini disebabkan, antara lain masyarakat kurang berminat untuk mempelajari pengetahuan tentang pemulasaran jenasah, dianggapnya pekerjaan orang tua atau alim ulama, profesi tidak menjanjikan aspek ekonomi.
Selain itu, masih adanya stigma di masyarakat, takut untuk kontak (memegang jenazah).
Persoalan tersebut yang menjadi dasar pemikiran tiga dosen Universitas Muslim Indonesia (UMI) untuk melakukan Pengabdian kepada Masyarakat di Desa Borikamase, Kecamatan Maros Baru, Kabupaten Maros.
Dalam kegiatan tersebut, didukung pendanaan DRTPM Dikti 2024. Dosen Universitas Muslim Indonesia (UMI) melakukan Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) Desa Borikamase, Kecamatan Maros Baru, Kabupaten Maros.
Ketiga dosen UMI itu adalah Dr. Hj. Nurjannah Abna, SS, M.Pd, (Ketua Tim Peneliti), Dr. Nurmiati Muchlis, S.KM, M.Kes dan Dr. Nursetiawati, S.Ag, M.Ag, PhD (Anggota).
Nurjannah Abna selaku Ketua Tim Peneliti, mengungkapkan, TP PKK Desa Borikamase memiliki peran strategis sebagai fasilisator, perencana, pelaksana dan penggerak masyarakat.
Kepengurusan TP PKK Desa Borikamase memiliki potensi besar dengan jumlah pengurus terdiri 36 orang. TP PKK tersebut juga membina kelompok PKK di setiap dusun.
“Lima dusun dalam lingkup Desa Borikamase terbentuk kelompok dasawisma yang terdiri atas 10-15 kepala keluarga. TP PKK sangat dekat dengan Masyarakat, karena banyak membantu masyarakat terutama dalam berbagai kegiatan sosial, termasuk banyak dilibatkan dalam acara kedukaan,” jelasnya.