English English Indonesian Indonesian
oleh

Edukasi Minim Perparah Kasus Cabul di Bulukumba

BULUKUMBA, FAJAR — Kasus kekerasan dan pencabulan terhadap anak menjadi perbincangan di Bulukumba. Itu lantaran kembali terjadi anak-anak menjadi korban kekerasan seksual oleh orang terdekatnya.

Terbaru, kasus pemerkosaan terjadi kepada anak perempaun berusia 14 tahun, di Kecamatan Bonto Tiro, Bulukumba. Korban diperkosa oleh ayah tirinya berulang kali.

Unit Reaksi Cepat (URC) Unit Pelayanan Terpadu (UPT) Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) DP3A, Anjar Sumyana Masiga menilai maraknya kasus kekerasan seksual pada anak lantaran, anak masih dianggap lemah.

Belum lagi kurangnya edukasi mengenai masalah seksual menjadi salah satu pemicunya.

“Lebih awal anak harus diberikan pemahaman mengenai seksual, sehingga cepat melaporkan jika sesatu hal terjadi kepada mereka,” kata Anjar, Kamis, 8 Agustus 2024.

Selain itu, kurangnya kasih sayang dan pengawasan orang tua menjadi pemicunya. Perhatian dan kasih sayang dari orang tua merupakan hal terpenting berperan dalam tumbuh kembang anak.

Anak yang dalam masa tumbuh dan berkembang memerlukan sosok yang dapat menjadi panutan, peran orang tualah yang lebih besar terhadap tumbuh kembang pada diri anaknya, sehingga anak dapat terhindar dari perilaku-perilaku yang menyimpang.

“Termasuk efek jera yang masih rendah oleh penegak hukum, sehingga kasus cabul, pemerkosaan masih seringa terjadi,” sesal Anjar.

Senada diungkapkan Konselor Puspaga Bulukumba, Banrialang. Kasus pencabulan terhadap anak terjadi karena kurangnya pengawasan.

“Pola asuh yang dilakukan ibu kandungnya sehingga terjadi pelecehan karena ibu kurang perhatian, kurang pendekatan dan kurang penjagaan kepada anak, sehingga terjadi kasus pemerkosaan seperti yang terjadi di Bonto Tiro, ayah tiri perkosa anaknya,” ungkap Banrialang.

News Feed