”Wakaf sebagai kekuatan ekonomi. Literasi wakaf perlu digaungkan di berbagai kalangan usia. Melalui peningkatan literasi tersebut, diharapkan kepercayaan masyarakat untuk berwakaf dapat terbangun secara berkelanjutan. Kepercayaan masyarakat terhadap para Nazhir adalah dasar utama dalam mendorong berjalannya ekosistem wakaf produktif,” jelasnya.
Keunikan dompet duafa, lanjut Ali, karena yayasannya tidak ada yang memiliki. ”Para pengurus tidak memiliki hak waris kepada generasi, tetapi hak dan milik masyarakat,” lanjutnya.
Idris Parakkasi dalam materinya memaparkan tentang sejarah, jenis wakaf, kendala dan tantangan. Kata dia, harta benda yang dimanfaatkan harus memiliki manfaat sosial dan tidak untuk kepentingan pribadi atau keluarga.
”Jenis wakaf itu ada tiga. Pertama wakaf khairi, yang dilakukan dengan tujuan kepentingan umum seperti masjid, sekolah, rumah sakit, atau pusat sosial lainnya. Kedua wakaf ahli yaitu wakaf yang dilakukan untuk kepentingan waqif, dan terakhir wakaf musytarak, yaitu wakaf yang manfaatnya ditujukan kepada masyarakat dan keturunan wakaf,” terangnya. (wid)
