Di Makassar, terdapat jalan-jalan yang menyimpan berbagai cerita dari masa lalu yang belum sepenuhnya terungkap. Sebuah proyek seni yang bernama “Batang-batang Rupama”, hadir untuk mengungkapnya.
SRI WAHYUNI
Jl AP Pettarani, Makassar
Proses pertunjukan yang terdiri dari beberapa tahap. Dimulai dengan riset dan pengembangan konsep, lokakarya, persiapan, dan latihan pertunjukan lintas media secara langsung selama tiga hari, 19-21 Juli.
Proyek yang bertujuan untuk menghubungkan kembali generasi muda dengan sejarah Makassar ini diungkapkan melalui perpaduan teater, film, proyeksi mapping, dan DJ yang terinspirasi oleh kreativitas generasi Z.
Studio Patodongi, sebagai platform pertunjukan di Makassar, menjadi lokasi pertunjukan lintas media yang mengungkapkan keragaman dan budaya Makassar melalui acara seni kreatif inovatif “Batang-batang Rupama”.
Dalam proyek ini, seniman dan praktisi seperti Azizah Aprilia, Alghifahri Jasin, Muh Akhdan Abizar, Waode Nurul Hasanah, Fadilla Umma Syam, Jasmin Ansar, Adin Amiruddin, dan Kapal Udara berkolaborasi untuk menciptakan sebuah karya yang menggabungkan kata dalam Bahasa Bugis yang berarti “jalan” dan “cerita”.
Sutradara Proyek, Rachmat Mustamin, menjelaskan, bahwa “Batang-batang Rupama” mengeksplorasi interseksionalitas antara jalanan kota dan cerita-ceritanya dengan perspektif gen Z tentang “jalan-jalan cerita”.
“Tujuannya adalah membuka ruang percakapan antar generasi dan meningkatkan rasa kepemilikan di kalangan pemuda untuk menggagas ide-ide kota,” tuturnya.