English English Indonesian Indonesian
oleh

Sekolah Kebangsaan Perkuat Literasi Hoaks Pemilih Pemula di SMA Angkasa Maros

MAROS, FAJAR--Hoaks masih menyertai pelaksanaan pesta demokrasi. Kaum muda mesti diproteksi untuk menciptakan pemilih tanggguh.

Atas pertimbangan itu Komunitas Jurnalis Sulsel (KJS) menyelenggarakan Sekolah Kebangsaan Tular Nalar di SMA Angkasa Maros Jl Dakota, Kecamatan Mandai, Kabupaten Maros, Sulsel, Kamis (17/7/2024).

Anggota KPU Maros, Nurul Amrah, datang membuka resmi kegiatan. Dia menekankan agar para pemilih pemula jangan mau menerima uang dari peserta pemilu.

Kalau mereka mengeluarkan uang, maka peserta pemilu ketika terpilih akan berupaya mengembalikan modalnya. Tidak lagi memperhatikan masyarakat.

“Uang Rp100 ribu cuma sekali beli paket data, habis,” kata Nurul Amrah.

Dia mengakui, anak muda banyak yang tidak suka politik karena ketika melihat berita politik, yang ada cuma korupsi. Karena itulah, peran pemuda terlibat memilih figur yang berkualitas dan berintegritas. Nurul Amrah juga menjelaskan syarat pemilih, salah satunya berusia 17 tahun.

“Meski belum berumur 17 tahun, jika sudah atau pernah menikah, juga bisa memilih,” katanya.

Aulia Febi, Ketua OSIS SMA Angkasa, mengatakan pemilih berperan menentukan nasib masa depan bangsa atau daerah. Karena itu, mereka harus menyalurkan hak pilih demi menciptakan pemimpin bangsa dan daerah.

Sekolah Kebangsaan ini bertujuan memberi edukasi demokrasi dan antihoaks terhadap para siswa kelas 12. Para siswa yang menjadi peserta adalah mereka yang telah berusia 17 tahun atau akan memasuki 17 tahun per awal November 2024 nanti.

Dalam UU Pemilu, mereka yang telah berusia 17 tahun atau belum 17 tahun tetapi sudah menikah, memiliki hak suara untuk memilih. Apalagi, pada 27 November 2024, akan digelar pilkada serentak untuk memilih calon gubernur-wakil gubernur, calon bupati-wakil bupati, dan calon wali kota-wakil wali kota.

“Syarat lainnya adalah harus WNI (warga negara Asing). Orang Arab tidak punya hak pilih di Indonesia,” sambung Nurul Amrah.

Sementara itu, salah seorang peserta, Astrid dari Kelas 12 SMA Angkasa mengapresiasi kegiatan ini. Dia jadi paham tentang pemilu, pilkada, dan hoaks yang sering mewarnai penyelenggaraan pesta demokrasi.

PIC KJS Humaerah mengatakan Tular Nalar adalah sebuah program pelatihan literasi digital yang diinisiasi oleh Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (MAFINDO) bersama Love Frankie dan didukung oleh Google.org. Tular Nalar hadir sebagai portal pembelajaran online, dengan tujuan untuk membantu publik dalam mengidentifikasi hoaks melalui literasi media dan pemikiran kritis.

Tular Nalar telah hadir selama tiga tahun dengan fokus capaian yang berbeda setiap tahunnya.

“Saat ini Tular Nalar telah berkembang menjadi Tular Nalar 3.0 dengan fokus utama menjangkau anak muda calon pemilih pemula melalui Pelatihan Sekolah Kebangsaan serta warga pra lansia hingga lansia melalui program Akademi Digital Lansia. Kelas-kelas Pelatihan Tular Nalar ini diberikan kepada masyarakat secara luas, dengan total sebanyak 500 kelas yang tersebar di 38 Propinsi. Dilaksanakan selama program berjalan khususnya sebelum Pemilihan Presiden Februari 2024 lalu maupun Pilkada November 2024 mendatang,” kata Humaerah.

Pelatihan Sekolah Kebangsaan adalah kelas pelatihan Tular Nalar yang dikhususkan untuk anak-anak muda, khususnya calon pemilih pemula. Dalam kelas Sekolah Kebangsaan ini, peserta diajak untuk memahami cara berfikir kritis sebagai pemilih pemula agar dapat berpartisipasi dalam pemilu 2024. Mampu memeriksa fakta dan menavigasi berbagai tantangan digital serta berkomitmen untuk menjadi pemilih cerdas.

Capaian dalam program ini adalah:

• Memahami tahapan pemilu, celah informasi dan konsep Demokrasi di Indonesia

• Menanggapi dengan baik informasi dan sumber informasi pemilu, peta empati dan teknik manipulasi

• Menjadi pemilih pemula yang tanggung terhadap hoaks pemilu dengan kolaborasi dan negoisasi dan penginderaan hoaks

• Melakukan praktek penginderaan hoaks di kala pemilu.Pelatihan Sekolah Kebangsaan tahun ini digelar sebagai mitra Mafindo yakni Komunitas Jurnalis Sulsel (KJS) bekerjasama dengan KPU Maros dan SMA Angkasa Maros dengan peserta 100 orang siswa siswi kelas XII (kelas 3 SMA).

Mereka didampingi 10 orang Fasilitator yang telah memiliki sertifikasi TOT Tular Nalar dari MAFINDO. “Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga pelatihan ini dapat memberi pemahaman serta keterampilan bagi anak-anak muda dalam menangkal berbagai hoax pemilu,” harapnya. (zuk)

News Feed