“Kondisi itulah yang mengakibatkan suhu di beberapa wilayah di Indonesia terutama bagian selatan khatulistiwa terasa lebih dingin, seperti Pulau Jawa, Bali dan Nusa,” paparnya.
Selain dampak angin dari Australia, berkurangnya awan dan hujan di Pulau jawa hingga Nusa Tenggara turut berpengaruh ke suhu yang dingin di malam hari. Sebab, tidak adanya uap air dan air menyebabkan energi radiasi yang dilepaskan oleh bumi tidak tersimpan di atmosfer. “Ini biasanya terjadi malam,” urainya.
Panas radiasi balik gelombang panjang ini langsung dilepas ke atmosfer luar sehingga membuat udara terasa lebih dingin terutama pada malam hingga pagi hari. “Hal ini yang kemudian membuat udara terasa lebih dingin terutama pada malam hari,” jelasnya.
Fenomena ini merupakan hal yang biasa terjadi tiap tahun. Bahkan, hal ini pula yang nanti dapat menyebabkan beberapa tempat seperti di Dieng dan dataran tinggi atau wilayah pegunungan lainnya, berpotensi terjadi embun es. “Embun es ini yang dikira salju oleh sebagian orang,” jelasnya.
Jarak Surya Terjauh dari Bumi
Pendapat serupa disampaikan Profesor Riset Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Thomas Djamaluddin. Aphelion adalah fenomena yang rutin. Mengikuti rotasi bumi mengelilingi matahari.
’’Apholeon atau jarak matahari terjauh dari bumi terjadi setiap Juli,’’ kata mantan Kepala Lembaga Antariksa dan Penerbangan Nasional (Lapan) itu.
Sebaliknya fenomena perihelion atau jarak matahari terdekat dengan bumi terjadi setiap Januari. Dia menegaskan posisi matahari yang terjauh dari bumi tersebut, tidak berdampak pada suhu di bumi.