BONE, FAJAR-Kesmikinan di daerah masih tinggi. Bahkan masih terdapat dua digit persentase penduduk miskin di sembilan daerah.
Pangkep, Jeneponto, dan kawasan Luwu berada di posisi atas. Makassar, Sidrap, dan Parepare berada di posisi rendah. Sejumlah daerah berhasil merangkak, ada yang statis, bahkan ada pula yang menurun.
Di Bone, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Sulsel, kemiskinan masih di angka 10,53 persen (80,12 ribu jiwa) dari total penduduk. Jumlah ini turun tipis dibandingkan 2022 yaitu 10,58 (80,34 ribu jiwa).
Bone menempati daerah kedelapan persentase penduduk miskin terbanyak di Sulsel. Sebenarnya, berdasarkan jumlah, Makassar memiliki penduduk miskin lebih besar, yakni 80,32 ribu. Hanya saja, hitungannya mengacu pada persentase. Dari total populasi, persentase kemiskinan Makassar 5,07 persen alias terendah di seluruh Sulsel.
Di Bone, kategori masyarakat miskin ekstrem dilaporkan Badan Perencanaan dan Pambangunan Daerah (Bappeda) Bone mencapai 0,43 persen.
Kendati demikian Kepala Bappeda Bone Ade Fariq Ashar mengklaim masalah kemiskinan di Bone justru hanya berkutat pada mental saja, alias tak benar-benar ditemukan di lapangan.
Ini menurutnya mengacu pada indikator dari World Bank, yang mana kategori miskin yang dimaksud tak ada lagi di Bone. Salah satu indikator tersebut rumah dari tanah hingga atap yang tak memadai, sedangkan kondisi ini sudah tak lagi ditemukan di Bone.
Sehingga menurutnya jika melihat pada kacamata pemerintah, tak ada masyarakat Bone yang miskin, melainkan pola pikir yang tidak mau berusaha alias malas.