FAJAR, LUWU-Kinerja sejumlah organisasi perangkat daerah dalam sektor pendapatan daerah masih rendah. Target pendapatan asli daerah (PAD) sebesar Rp159,629 miliar, sementara realisasi hingga Juni lalu hanya Rp27,819 miliar.
Kepala Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Kabupaten Luwu, Sofyan Thamrin, mengatakan, persentase PAD Pemkab Luwu baru mencapai sekitar 17 persen. “Belum mencapai 50 persen pada semester pertama atau enam bulan pertama tahun ini,” kata Sofyan kepada FAJAR, Selasa, 9 Juli.
Menurutnya, masih dibutuhkan kerja keras untuk merealisasikan pendapatan sebesar Rp131,810 miliar yang tersisa. Berdasarkan data yang ada, pajak yang masih rendah di antaranya adalah pajak reklame yang baru mencapai 17 persen dari target Rp577 juta, dengan realisasi baru sebesar Rp105 juta. Pajak restoran baru mencapai 26 persen, dengan target Rp2,3 miliar dan realisasi hanya Rp622 juta. Pajak layanan parkir ditargetkan sebesar Rp330 juta, tetapi realisasinya baru Rp94 juta.
Sementara itu, Dinas Perdagangan belum memberikan kontribusi pendapatan dari retribusi pasar. Realisasi retribusi daerah masih rendah, yaitu baru mencapai 47,4 persen. Realisasi retribusi daerah baru mencapai Rp6,210 miliar dari target Rp13,087 miliar, sehingga masih tersisa sebanyak Rp6,877 miliar. Sejumlah retribusi pada berbagai sektor yang dikelola dinas terkait harus digenjot.
“Kita meminta semua organisasi perangkat daerah pengampu PAD agar lebih aktif dalam melakukan penagihan dengan turun langsung ke lapangan dalam memungut retribusi,” tegas Sofyan.
Penjabat Bupati Luwu, Muh Saleh, mengatakan bahwa potensi pendapatan asli daerah di Luwu sangat besar. “Luwu ini memiliki perikanan tangkap, empang, perkebunan, dan sawah. Potensi ini perlu dimanfaatkan untuk menjadi PAD,” kata Saleh.
Dia meminta supaya para pimpinan yang ada di dinas dan badan untuk bekerja keras dalam mencapai target PAD yang diberikan.
“Kita akan evaluasi lagi hasil capaian kinerja pendapatan PAD kita,” katanya. (shd/*)