FAJAR, GAZA–Hamas menuduh Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menghalangi perundingan gencatan senjata yang bertujuan mencapai kesepakatan untuk mengakhiri perang di Gaza.
Makanya, Hamas meminta mediator untuk campur tangan dan menghentikan apa yang mereka sebut sebagai manipulasi dan kejahatan yang dilakukan Netanyahu, dalam sebuah pernyataan di akun Telegramnya.
Pada hari Minggu, Netanyahu mengatakan bahwa setiap perjanjian gencatan senjata di Gaza harus memungkinkan Israel untuk melanjutkan pertempuran sampai tujuannya tercapai.
Dan, pada hari Senin, tank-tank Israel maju ke jantung Kota Gaza setelah malam pemboman yang menurut pihak berwenang Gaza telah menewaskan puluhan orang, bahkan ketika negosiasi internasional untuk kesepakatan gencatan senjata semakin intensif.
Warga mengatakan serangan udara dan serangan artileri Israel merupakan salah satu serangan terberat di Jalur Gaza dalam sembilan bulan konflik antara pasukan Israel dan militan Hamas.
Kota Gaza, di utara wilayah kantong Palestina, adalah salah satu wilayah pertama yang dimasuki pasukan Israel pada awal perang.
Namun pertempuran dengan militan yang masih bertahan di sana masih terus berlanjut dan warga sipil mencari perlindungan di tempat lain, sehingga menambah gelombang pengungsian.
Warga mengatakan lingkungan di Kota Gaza telah dibom sepanjang malam hingga dini hari. Beberapa gedung bertingkat telah hancur, kata mereka seperti dikutip dari NZ Herald.
Layanan Darurat Sipil Gaza mengatakan mereka yakin puluhan orang tewas namun tim darurat tidak dapat menjangkau mereka karena serangan yang sedang berlangsung di Daraj dan Tuffah di timur dan Tel al-Hawa, Sabra dan Rimal di barat.