English English Indonesian Indonesian
oleh

Politik Sulawesi Selatan 2024

Oleh Andi Yahyatullah Muzakkir
Mahasiswa Pascasarjana FEB Unhas
Ketua BEM FEB Unismuh 21-22

Menjelang pilkada serentak, masyarakat menantikan dimulainya proses pemilihan yang mencakup tingkatan kabupaten/kota hingga provinsi. Pemilihan kepala daerah ini sangat penting karena pemimpin yang terpilih akan bersentuhan langsung dengan masyarakat dalam hal pengambilan kebijakan. Oleh karena itu, pemimpin yang hadir dan terpilih seharusnya adalah sosok yang benar-benar dipilih dan dicintai oleh masyarakat.

Euforia pilpres dan pileg pada bulan Februari lalu masih terasa dampaknya hingga hari ini. Fakta-fakta permainan politik dari pemilu tersebut kemungkinan besar akan berlanjut pada pilkada mendatang. Sebagai masyarakat, apa yang sebenarnya kita inginkan dalam politik dan momentum pilkada ke depan, khususnya pilkada serentak di Sulawesi Selatan ini?

Tentu, kita menginginkan kesejahteraan. Namun, lebih dari itu, kita juga menginginkan kehormatan yang ditandai dengan terpilihnya pemimpin Sulawesi Selatan yang benar-benar berintegritas. Sebagai bangsa yang besar, kita memiliki sejarah panjang yang menentukan posisi kita sebagai bangsa pada hari ini. Sehingga, pemimpin yang terpilih diharapkan mampu membawa masyarakat menuju kesejahteraan dan kehormatan.

Selain itu, sudah menjadi hal umum bahwa dalam kontestasi politik, politik uang memegang peranan utama dalam menentukan arah kebijakan hari ini. Bahkan, hal ini sangat efektif dalam mengubah kebijakan itu sendiri. Kita bisa menduga bahwa elemen penting di balik partai politik dan para politisi adalah cukong, pengusaha, atau bandar. Mereka adalah aktor yang posisinya berada di belakang layar dan banyak mengendalikan permainan ini. Namun, sulit bagi kita untuk mengidentifikasi siapa aktor-aktor tersebut, sebab media pun tidak akan menyoroti mereka. Mereka tidak memerlukan legitimasi media karena pengaruh mereka bisa mengubah segala tatanan yang ada.

Fakta-fakta yang tampak, seperti tergantinya secara tiba-tiba pejabat Gubernur Sulawesi Selatan, menjadi contoh konkret. Secara umum, kita menilai bahwa pejabat Gubernur tersebut telah memaksimalkan posisinya untuk bekerja bagi masyarakat Sulawesi Selatan, tetapi tiba-tiba ia digantikan dan dipindahkan ke Sulawesi Barat. Rupanya, permainan telah dimulai. Kita tentu tidak bisa menutup mata terhadap tangan-tangan tak terlihat di balik fakta-fakta ini. Timbul pertanyaan, kenapa bisa digantikan? Kita tentu tidak bisa menduga jauh, tetapi yang jelas, aktor dalam permainan belakang layar telah mengibarkan benderanya.

Inilah yang sebenarnya membayangi para partai politik dan calon pemimpin ke depannya. Apa kekuatannya? Karena aktor ini tidak menampakkan wujud secara langsung, kita bisa menduga bahwa kekuasaan ini banyak diatur dan diselenggarakan menggunakan uang. Uang menjadi alat utama dalam mencapai maksud dan tujuan mereka. Ini adalah bagian dari permainan para cukong atau bandar yang hanya memikirkan kepentingan diri sendiri dan keluarganya tanpa memikirkan generasi muda dan masyarakat Sulawesi Selatan ke depannya.

Sebagai generasi muda yang masih ingin menghirup udara nyaman dan aman di tanah ini, fakta-fakta yang terjadi tentu sangat tidak wajar. Selain kecurangan dan egoisme, proses demokrasi yang tidak sehat ini akan memberikan pengaruh besar pada jalannya pemerintahan di Sulawesi Selatan ke depan. Sayangnya, dalam politik, selain mengelola kemungkinan yang terjadi, moralitas tampaknya tidak menjadi prioritas dalam pilkada kali ini. Padahal, kita belajar politik dan demokrasi secara ideal untuk memikirkan kesejahteraan bersama dan mengedepankan gagasan serta ide untuk melahirkan kemajuan.

Namun, kita harus menerima bahwa inilah titik terendah kita dalam situasi saat ini. Situasi di mana uang menjadi indikator dan penentu segalanya dalam pilkada yang akan datang. Tidak ada anutan nilai-nilai mulia dan kultural pada orang-orang yang mengatur jalannya pilkada ini, khususnya para aktor di balik layar.
Namun, yang paling penting dalam situasi yang sulit ini adalah bahwa kita selalu memiliki ruang dan harapan. Oleh karena itu, kita berharap akan ada kebaikan yang segera disadari, khususnya oleh para pengatur dan pemain di balik layar. Pertanyaan kita sekarang adalah, kriteria pemimpin seperti apa yang kita butuhkan di Sulawesi Selatan. Ini adalah bahasan penting karena bukan hanya tentang hari ini dan esok, tetapi juga masa depan Sulawesi Selatan.

Sebagai bangsa yang besar dan beradab, kita menginginkan pemimpin yang paham kondisi Sulawesi Selatan, tahu persoalan Sulawesi Selatan, dan mau bekerja untuk kesejahteraan Sulawesi Selatan. Keunggulan kita sebagai basis maritim dan agraris harus dimanfaatkan sebaik-baiknya. Kita berharap pemimpin ke depan akan menggunakan APBD daerah untuk mendorong sektor unggulan di Sulawesi Selatan, termasuk dalam pemulihan laut kita sebagai sumber utama pendapatan asli daerah. Sebab, tambang liar dan reklamasi hanya menguntungkan para pengusaha dan semakin memperburuk ekosistem laut, padahal itulah sumber pendapatan dan kehidupan kita sebagai masyarakat Sulawesi Selatan.

Dalam perjalanan sejarah, Sulawesi Selatan telah menorehkan banyak cerita peristiwa dan pencapaian gemilang sebagai penyangga pangan Indonesia Timur yang besar. Sulawesi Selatan memiliki nilai dan kultur yang sangat terhormat. Di Sulawesi Selatan terdapat empat suku penting: Bugis, Makassar, Mandar, dan Toraja, yang memiliki nilai-nilai mulia sebagai acuan dalam kehidupan sehari-hari. Keberanian dan tanggung jawab adalah nilai penting yang semestinya menjadi acuan setiap calon pemimpin karena nilai ini akan terealisasi saat pemerintahan berjalan.

Yang terakhir dan paling penting, calon pemimpin ke depan harus memikirkan generasi mendatang, tidak egois, dan tidak hanya memikirkan diri sendiri dan keluarganya. Kesejahteraan semua masyarakat Sulawesi Selatan harus menjadi prioritas utama. Kita masih berharap ada generasi unggul yang lahir dari tanah terhormat ini, tetapi hal itu tidak mungkin terjadi ketika ekosistem demokrasi yang ada hari ini dikuasai oleh uang dalam pilkada Sulawesi Selatan. Uanglah yang mengendalikan parpol dan para calon pemimpin. Aktor di balik layar, cukong, atau bandar yang mengatur jalannya pilkada ini sesungguhnya telah menanam duri dalam daging dan menabur racun pada bibit yang akan tumbuh di tanah yang subur dan terhormat ini.

Maka, sebagai generasi muda, para calon pemimpin Sulawesi Selatan ke depan, masyarakat, dan semua elemen yang terlibat harus secara bijaksana mengatur dan melahirkan pemimpin dari proses yang baik dan benar. Demi kejayaan Sulawesi Selatan di masa yang akan datang, yang masih menjadi harapan bersama. (*)

News Feed