Hal lain yang juga dianggap janggal, adalah luka pada sejumlah bagian tubuh korban. Jufri menyebut luka itu salah satunya ada di bagian lutut Risma yang menurutnya adalah bekas bakar puntung rokok.
“Jadi bukan luka karena jatuh dari motor seperti yang disampaikan pihak kepolisian bahwa luka itu sama dengan luka di perut Risma yang jatuh dari motor dan terkena knalpot,” imbuhnya.
Berdasarkan banyaknya kejanggalan tersebut, Jufri sangat mengharapkan pihak kepolsian benar-benar serius menyelidiki kasus dugaan bunuh tersebut. Jangan sampai ternyata itu adalah kasus pembunuhan.
“Menurut saya tidak terlalu sulit, sidik jari saja itu ember yang dikatakan sebagai pijatan kalau tidak ada sidik jarinya Risma berarti salah. Tidak mungkin embernya mau jalan sendiri. Terus sidik jari itu sarungnya kalau ada sidik jari yang lain selain Risma berarti itu bisa dicurigai,” bebernya.
Jufri menegaskan, anaknya tidak mungkin bunuh diri. Sebab, bagaimana mungkin orang mau bunuh diri bicara ke orang-orang di sekirarnya sebagaimana kesaksian sejumlah orang yang berada di TKP.
“Tidak ada (orang bunuh diri umumkan begitu), kenapa? karena takut dicegah atau digagalkan. Apalagi Risma punya anak dua pasti berpikir,” tandasnya.
Saat berupaya dikonfirmasi, Kasatreskrim Polres Fakfak Arif Usman Rumra belum menanggapi. Pesan maupun telepon tidak dijawab sama sekali.
Diberitakan sebelumnya, akhir April lalu, warga Fakfak sempat dihebohkan dengan peristiwa tragis seorang wanita bernama Risma (31) ditemukan gantung diri di Cafe Blue Sky, Jl Kadamber, Kelurahan Wagom Utara, Distrik Pariwari.