English English Indonesian Indonesian
oleh

Penolakan Tapera Meluas ke Daerah

MAKASSAR, FAJAR–Tak hanya di Jakarta, penolakan atas Tapera bahkan ke pelosok. Di Maros, para pekerja dengan tegas menolak potongan gaji untuk iuran Tapera.

Salah seorang pekerja, Nurul, menilai potongan gaji pekerja untuk iuran Tapera sangat memberatkan. Olehnya itu ia tidak setuju dengan skema kebijakan tersebut. Bahkan dia menilai kebijakan tersebut tidak masuk akal.

“Lebih baik ditanya saja pekerja yang mau. Kalau ada yang tidak mau, ya, tidak usah. Karena mungkin sebagian besar ada juga yang sudah punya rumah,” kata Nurul.

Dia menilai akan lebih baik jika uang itu ditabung sendiri.
“Kalau semisal yang dipotong Rp120 ribu per bulan. Kalau kita yang investasikan bisa jadi banyak, tapi kalau Tapera tetap Rp120 ribu,” papar Nurul memberi perbadingan.

Buruh Mengecam

Sekretaris DPT Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI) Maros, Sadikin Sahir, juga mengaku menolak Tapera. Sebab hal tersebut hanya memberatkan pekerja dan perusahaan.

“Karena gaji pekerja harus dipotong lagi 3 persen. Pengusaha juga harus terbebani 0,5 persen,” katanya.

Selain itu, pekerja yang bergaji UMP jika menabung di Tapera selama 20 tahun, belum tentu bisa membeli rumah. “Sekarang kalau pekerja yang tinggal di kota besar mau beli rumah tidak ada harga di bawah Rp200 juta,” katanya.

Olehnya itu dia meminta pemerintah melakukan kajian ulang sebelum memberlakukan peraturan tersebut.

Terpisah Ketua Komisi I DPRD Maros Abidin Said mengkritik kebijakan iuran Tapera untuk pegawai swasta yang diteken Presiden Joko Widodo. Dia menilai kebijakan itu perlu dikaji ulang.

News Feed