English English Indonesian Indonesian
oleh

Jalan Rusak, Harga Gabah-Jagung Tak Layak

BONE, FAJAR-Bone salah satu daerah dengan kerusakan jalan cukup parah. Mirisnya ini terjadi selama puluhan tahun.

Kondisi ini berdampak ke kawasan-kawasan produksi dan pangan. Para petani yang seyogianya membutuhkan mobilitas yang baik untuk mendistribusikan hasil bumi, harus gigit jari.

Seperti halnya di Desa Tungke Kecamatan Bengo, buruknya jalan berdampak signifikan terhadap harga gabah dan jangung yang diproduksi petani. Para pembeli dan pengepul enggan membayar harga yang pantas akibat sulitnya akses mobil ke desa mereka.

“Begitu mami, terpaksa kami jual murah, daripada kami tidak makan,” keluh Muh Awaluddin, salah seorang petani, kemarin.

Sementara untuk membawa hasil bumi ke luar daerah, petani membutuhkan usaha lebih. Penyediaan angkutan harus berjibaku dengan kondisi jalan yang tidak bersahabat.

“Mau dibawa ke luar juga jangan sampai kenapa-kenapa jaki juga,” tandasnya.

Akses jalan yang dihuni ribuan jiwa ini telah dilaporkan rusak sepanjang 4,5 km dan terlihat bak kubangan. Warga Desa Selli, Salam mengaku cukup kecewa dengan kinerja pemerintah.

Dirinya beserta ribuan warga lainnya telah cukup bersabar hingga 32 tahun lamanya. “Bagaimana kita tidak kecewa tidak pernah diperbaiki memang, ini bagus-ji 32 tahun lalu,” ketusnya.

Pengerasan hanya dilakukan sekali saja pada 1992. Pernah diaspal, namun ini hanya di satu titik saja, 300-an meter di sekitar rumah warga. Aspal tidak dimulai dari batas desa melainkan di bagian tengah.

Sebelumnya terkait maraknya akses rusak ke desa, Pj Bupati Bone Andi Islamuddin mengaku cukup sulit untuk membenahi jalan-jalan Bone yang panjangnya mencapai 1.601,341 km, bahkan menjadi salah satu kabupaten terluas di Sulsel.

News Feed