PENAJAM, FAJAR–Bank Tabungan Negara (BTN) berekspansi. Ibu Kota Negara (IKN) menjadi peluang bisnis besar.
PELETAKAN batu pertama Kantor BTN di IKN Nusantara, dilakukan langsung Presiden RI Joko Widodo, Rabu, 5 Juni. Ada ekspetasi besar dari presiden terhadap BTN, terutama dalam menopang pembangunan dan investasi.
Di kawasan IKN khususnya, dan kawasan timur Indonesia (KTI) pada umumnya. Apalagi, BTN memang menjadi bank yang identik dengan pembiayaan properti, meski saat ini memiliki beragam lini bisnis.
“Khitah salah satu bank BUMN ini, awal pendiriannya memang diperuntukkan untuk bank khusus pembangunan perumahan rakyat,” urai Prof Marsuki DEA, pakar ekonomi keuangan Universitas Hasanuddin (Unhas), malam tadi.
Langkah BTN membangun kantor di IKN bisa jadi pilihan strategis. Bank pelat merah itu mempertimbangkan IKN yang akan menjadi daerah berkembang baru. Sehingga, pembangunan infrastruktur perumahan dari segala tipe akan menjadi salah satu potensi pasar utama yang bisa diharapkan dari perspektif bisnis.
“Jadi dari sisi pertimbangan strategis, BTN sebagai salah satu badan usaha milik negara, tentu perlu ikut terlibat melaksanakan program pemerintah yang dianggap strategis,” sambung mantan Rektor Institut Bisnis dan Keuangan (IBK) Nitro itu.
Pertimbangan ini membuat manajemen melalui persetujuan Kementerian BUMN memutuskan untuk membangunan kantor di IKN. Hanya saja, menurut Marsuki, bisa saja ada pertimbangan politis dibanding pertimbangan bisnis murni dalam kebijakan itu.
“Di sinilah masalahnya, karena sebenarnya, bagaimanapun juga BTN sebagai unit bisnis dengan status mengelola aset negara yang dipisahkan, sehingga seharusnya setiap kebijakan yang diambil tetap berdasarkan pertimbangan bisnis yang profesional dan bertanggung jawab. Semoga saja, dasar perhitungan tersebut dilakukan oleh manajemen,” harap Marsuki