FAJAR, PANGKEP- Terumbu karang, dengan segala manfaatnya, saat ini mengalami banyak tekanan baik dari kondisi alam maupun aktivitas manusia yang tidak bertanggung jawab. Kondisi ini menyebabkan kerusakan terumbu karang di beberapa tempat.
Aksi rehabilitasi terumbu karang ini mengusung tema “Collaborated to Conservation” dengan tujuan melakukan transplantasi karang menggunakan metode VAR (Vertical Artificial Reef) di Pulau Bontosua, Kecamatan Tupabiring, Kabupaten Pangkep pada 1-2 Juni. Transplantasi ini dilakukan dengan penurunan 11 unit media VAR dan menanam sebanyak 400 bibit karang.
Aksi rehabilitasi terumbu karang ini dilaksanakan oleh CV. DECO, Yayasan Maero, organisasi klub selam Kudu-Kudu Diving Club Universitas Cokroaminoto Makassar, dan Ikatan Pemuda Pemudi Bontosua, serta didukung oleh Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sulawesi Selatan.
Selain aksi transplantasi karang, kegiatan ini juga meliputi pengumpulan data kondisi ekosistem terumbu karang, ekosistem lamun, dan pengenalan dasar-dasar penyelaman kepada kelompok pemuda.
Direktur Yayasan Maero, Rudi Rahmat, berkomitmen untuk menambah jumlah karang yang ditanam di lokasi ini dengan harapan keberadaan terumbu karang ini dapat dimanfaatkan oleh masyarakat luas, baik itu untuk kegiatan perikanan, pariwisata, dan sebagainya. Lebih lanjut, Rudi Rahmat mengajak seluruh pihak untuk berpartisipasi aktif dalam kegiatan rehabilitasi terumbu karang yang saat ini mengalami banyak kerusakan. (*)