WilayahAnindilyakwa terletak di bagian utara Australia dan mencakup beberapa pulau di tepi timur Arnhem Land, seperti Pulau Groote Eylandt dan pulau-pulau kecil di sekitarnya. Wilayah ini relatif dekat dengan kepulauan Indonesia, terletak sekitar 600 kilometer di sebelah timur.
Pada tahun 1600-an dan 1700-an, ketika perdagangan rempah-rempah dan makanan laut meningkat di kawasan Asia-Pasifik, banyak hal mulai berubah bagi suku-suku di pesisir utara Australia. Gelombang awak kapal nelayan asal Asia dari Makassar mulai berdatangan. Berlayar ke selatan mengikuti angin pasat, mereka mendirikan kamp di pantai setempat selama berbulan-bulan untuk mengambil teripang.
Mereka disambut dengan hati-hati oleh suku aborigin setempat yang mengakui adanya kesepakatan yang saling menguntungkan. Para nelayan Makassar diizinkan mengambil teripang dan sebagai imbalannya, mereka harus berdagang kain, beras, pisau, dan kail. Selama beberapa dekade, kunjungan menjadi lebih teratur.
Relasi yang terbangun antara orang Makassar dengan orang aborigin kemudian menjadi begitu intens. Macknight 1976, “The Voyage to Marege”, memaparkan bukti beberapa kata dalam bahasa orang aborigin diserap dari bahasa Makassar seperti kata djama yang berarti kerja (bahasa Makassarnya jama), djaka untuk jaga (bahasa Makassarnya jaga).
Kisah cinta juga terbentuk antara para nelayan yang berkunjung dan perempuan setempat, yang menghasilkan bayi dan silsilah keluarga lintas budaya yang kompleks. Pada suatu saat beberapa masyarakat aborigin mulai pindah ke luar negeri bersama para nelayan yang berkunjung. Diantaranya adalah Dirrikaya.