Inilah persembahan kolaborasi Sanggar Seni Ataraxia dengan ISBI Sulsel yang menampilkan hasil riset lokalitas dari sebuah proses, terlebih menghadirkan visual mapping untuk pertama kali.
“Visual mapping ini adalah sesuatu yang menantang bagi saya. Ini pertama kali mapping dengan bidang sebesar ini, sangat jarang di Takalar, tapi inilah persembahan spesial buat masyarakat Takalar, apapun hasilnya, yang jelas terus belajar”, ungkap Mahasiswa ISBI Daby Shah Rizal selaku visual content.
Melihat perkembangan yang kini serba digital, teknologi seharusnya dimanfaatkan dengan menggarap karya inovatif seperti karya media baru ini.
“Sebuah karya yang menggabungkan interdisiplin ilmu antara seni dan teknologi. Sesuatu yang segar untuk butta Panrannuangku. Karya ini membuktikan bahwa daerah Takalar mempunyai potensi seniman yang juga patut untuk dipertimbangkan”, ungkap Mohammad Ikhwan M., selaku koordinator visual mapping berlatar dosen Film dan Televisi.
Tari Kolosal Penutupan
Ketika riuh lapangan kembali terdengar, masyarakat Takalar terlihat memenuhi lapangan Makkatang Dg. Sibali dalam menyaksikan penutupan MTQ pada hari Rabu, 8 Mei 2024. Beberapa masyarakat bertanya kepada panitia, “Kapan tarinya mulai, jam berapa?” Dari pertanyaan ini, kita simpulkan bahwa kehadiran Tari menjadi kegemaran dan ketertarikan sendiri bagi masyarakat Takalar. Kali ini Tari yang dibawakan adalah Tari Kolosal yang mengambil tema spirit ksatria perempuan di Sanrobone yakni I Fatima Daeng Takontu. Menelusuri jejak I Fatima Daeng Takontu merupakan pembacaan jejak sejarah tentang sosok perempuan pemberani melawan VOC, ia diketahui memimpin para perempuan lokal yang bersenjatakan balira. Ia diberi julukan “Garuda Betina dari Timur” mengikuti keberanian ayahnya yaitu Sultan Hasanuddin yang diberi gelar “Ayam Jantan dari Timur”.