English English Indonesian Indonesian
oleh

Penjualan Rumah Mewah Kembali Melandai

Calon User Tunggu Kebijakan
Pemerintah Baru

FAJAR, MAKASSAR- Penjualan perumahan komersial pasca Pilpres 2024 masih melandai. Para calon pembeli masih menunggu kebijakan dari pemerintahan yang baru. Meski demikian, pengembang di Sulsel optimis penjualan hunian mewah di Sulsel tetap moncer tahun ini.

Hanya saja, kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) disebut-sebut akan berpengaruh sektor properti, terutama untuk penjualan rumah komersial. Diketahui, BI menaikkan suku bunga acuan (BI rate) sebesar 25 basis poin menjadi 6,25 persen dalam rapat dewan gubernur (RDG) Bank Indonesia April.

BI juga menaikkan suku bunga deposit facility sebesar 25 bps menjadi 5,5 persen dan suku bunga lending faciity sebesar 25 bps menjadi 7 persen.

Komisaris Utama PT Ilma Mitra Sejahtera, Abdul Malik Ibrahim menuturkan sejauh ini kenaikan suku bunga belum berdampak. Bank-bank pelaksana KPR belum memberlakukan penyesuaian suku bunga KPR. “Namun pasti kenaikan ini punya pengaruh, karena utamanya bank konvensional akan membelakukan floating suku bunga,” terangnya.

Ia menuturkan, yang terjadi saat ini adalah calon pembeli yang akan berinvestasi masih melihat situasi atau wait and see. Sebab, masih terbawa efek Pilpres, menunggu kebijakan pemerintahan terpilih. Sehingga, hal itu yang membuat tren penjualan rumah mewah masih sedikit melandai.

“Tetapi kalau yang memang betul-betul membutuhkan rumah, tidak berdampak, ” ucapnya.

Meskipun punya berbagai tantangan ke depan. Akan tetapi, pihaknya optimis melihat tren penjualan rumah yang akan terus meningkat. “Kami optimis penjualan rumah komersil akan terus membaik, dan untuk segmen penjualan masih segmen menengah yang banyak dilirik,” tuturnya. Ia berharap ke depan, ada stimulus yang diberikan oleh pemerintah untuk sektor properti.

News Feed