FAJAR, BULUKUMBA- Pengembangan kawasan perumahan tak hanya berkutat di kota-kota besar atau daerah penyangga ibu kota saja. Tetapi kini merambah ke berbagai daerah hingga pelosok di Sulsel. Itu artinya kebutuhan hunian masyarakat terus meningkat.
Di Bulukumba misalnya, pengembangan kawasan tak lagi di wilayah kota karena keterbatasan lahan kosong. Tetapi sudah bergeser di pedesaan. Saat ini, Kecamatan Gantarang salah satu wilayah yang menjadi fokus pengembangan. Berlokasi di empat desa meliputi; Desa Tacccorong, Desa Polewali, Desa Palang barae dan Desa Paenre Lompoe.
Kabid Prasarana, Sarana dan Itilitas Umum (PSU) Dinas Perumahan dan Kawasan Pemukiman Bulukumba, Andi Syahrir mengatakan sedikitnya ada 100 unit perumahan yang masuk ke empat desa tersebut. Itu terbagi dari 34 developer yang ada di Sulsel.
” Bukan hanya developer Bulukumba, ada berapa developer dari luar daerah juga membangun perumahan di Bulukumba,” kata Andi Riri sapaan Andi Syahrir.
Menurutnya, di Bulukumba pengembang rata-rata membangun rumah subsidi. Dibanderol Rp173 juta per unit dengan tipe 36. Skala bangunan 36 meter persegi. ” Tidak laku komersial di sini, pernah ada yang coba, dari 100 unit yang dibangun, hanya 20 saja yang laku, sisanya hancur tanpa tuan. Dia jual Rp325 juta per unit,” kata Andi Riri.
Saat ini, daya beli masyarakat Bulukumba cukup bagus untuk rumah subsidi. Itu lantaran harga cukup terjangkau. Selain itu lanjutnya, biaya DP (uang muka) rendah, begitupun akadnya. Biaya cicilan per bulan hanya berkisar Rp1 juta-an selama 15 tahun.