Oleh:
Nova Zafira
Mahasiswa Fakultas Psikologi UNM
Saat ini sedang menjalani Program Magang di Harian FAJAR
KESEHATAN mental menjadi isu yang semakin merayap ke dalam perhatian masyarakat, terutama di kalangan Generasi Z. Generasi Z atau Gen Z menghadapi tantangan unik dalam menjaga kesejahteraan mental. Khususnya di tengah dinamika zaman yang terus berubah ini.
Perubahan teknologi, terutama dalam bentuk media sosial dan internet, telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari. Ironisnya, eksposur yang terus-menerus terhadap dunia maya malah membawa dampak negatif terhadap kesehatan mental mereka. Tekanan untuk tampil sempurna di media sosial, hingga perbandingan diri yang tak terhindarkan. Menjebak mereka dalam lingkaran yang tidak mudah untuk dipatahkan.
Mereka dipaksa untuk menampilkan citra diri yang sempurna di mata netizen. Kesalahan sekecil apapun akan menjadi duri di mata netizen. Memicu hujatan tak berujung, hingga melukai mental mereka.
Di sisi lain, kesehatan mental juga sering diabaikan dan dianggap tabu untuk dibicarakan di banyak lingkungan. Baik di lingkungan rumah, sekolah, atau bahkan di tempat kerja. Hal ini membuat Gen Z seringkali merasa kesepian dan tidak memiliki tempat untuk berbagi beban pikiran mereka.
Dalam menghadapi situasi ini, penting bagi kita semua untuk memahami bahwa kesehatan mental adalah bagian integral dari kesejahteraan keseluruhan seseorang. Bukanlah tanda kelemahan untuk mencari bantuan atau berbicara tentang perasaan yang kita alami. Kita perlu menciptakan lingkungan atau tempat di mana setiap individu termasuk Gen Z merasa didengar dan diterima.