Mereka juga sadar, bahwa kehidupan pernikahan tidak selamanya berjalan mulus. Oleh karena itu, dengan terus belajar hingga memiliki pemikiran yang matang dan terbuka, nantinya akan memudahkan mereka dalam mencari jalan keluar dari masalah rumah tangga yang mungkin akan menimpanya.
Melalui pendidikan, mereka juga tahu betapa pentingnya penerapan pola asuh dan kestabilan mental dalam mendidik anak sehingga sudah mulai mempelajarinya dari sekarang. Mereka ingin agar anak mereka nantinya bisa memperoleh pendidikan pertama yang tepat, sebab keluarga adalah lingkungan pendidikan utama bagi seorang anak.
Mereka berkeinginan bisa memberikan segala yang terbaik untuk anaknya yang mungkin tidak sempat mereka peroleh dahulunya. Itulah mengapa anak muda saat ini lebih memilih menunda pernikahannya daripada terburu-buru dan belum memiliki persiapan yang cukup.
Dengan kesadarannya itu, mereka dapat lebih bertanggung jawab terhadap pasangan dan keturunannya nanti. Terbukti dari jawaban mereka saat ditanya apa saja pertimbangan mereka untuk menikah.
Indah Baso, misalnya. Mahasiswi UNM ini merasa harus mempertimbangkan soal pernikahan. Kembali lagi sama diri sendiri dan kemampuan. Karena menikah itu bukan sekadar bermain cinta, atau menikmati masa tua bersama pasangan. Namun tentang menjalani kehidupan dengan segala rintangannya. (*)