Oleh:
Nurul Adelia
Mahasiswa Fakultas Psikologi UNM
Saat ini sedang menjalani Program Magang di Harian FAJAR
DI tengah derasnya arus konsumerisme yang melanda masyarakat modern, frugalitas atau gaya hidup hemat, muncul sebagai pelita bagi mereka yang ingin meraih kemandirian finansial.
Praktik hidup di bawah kemampuan ini tidak hanya sekadar kebajikan moral. Tapi juga strategi ampuh untuk membangun kekayaan dan menjamin masa depan keuangan yang lebih cerah.
Survei terbaru Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengungkap realita memilukan, 64 persen rumah tangga di Indonesia terjerat kesulitan pengelolaan hutang. Angka ini mencerminkan gaya hidup konsumtif yang telah merambah seluruh lapisan masyarakat. Di mana individu cenderung berfoya-foya melebihi kapasitas dompet mereka dan mencari perlindungan semu dalam jeratan kredit.
Menteri Keuangan RI Sri Mulyani, mengatakan, frugalitas menawarkan jalan keluar dari lingkaran setan utang dan pengeluaran berlebihan. Dengan hidup hemat, masyarakat dapat membangun fondasi keuangan yang kokoh untuk menopang masa depan.
Menerapkan mindset frugal membuka pintu pada sederet manfaat finansial yang dapat mengubah hidup. Pertama, dengan mengurangi pengeluaran tidak esensial, individu dapat mengalihkan porsi lebih besar dari penghasilan mereka ke tabungan dan investasi. Setiap rupiah yang dihemat adalah modal potensial untuk membangun kekayaan jangka panjang.
Kedua, frugalitas membebaskan individu dari jeratan utang. Dengan mengendalikan kebiasaan konsumsi dan meningkatkan simpanan, mereka dapat menghindari ketergantungan pada kredit yang membelenggu pertumbuhan kekayaan.