English English Indonesian Indonesian
oleh

Pahlawan yang Tersembunyi

Namun, senyum Rumi lenyap seketika, saat wali kelasnya memberitahu bahwa ayahnya mengalami kecelakaan dan sedang dirawat di rumah sakit. Rumi merasa dadanya sesak dan gemetar saat dia bergegas pulang menemui ayahnya.

Sampai di rumah sakit, Rumi menemukan ayahnya terbaring lemah di tempat tidur. Air mata berlinang saat ia memegang tangan dingin ayahnya yang tak bergerak. Ia kembali ke rumah untuk mengambil pakaian sang ayah. Rumi menemukan sebuah surat di lemari ayahnya, disertai dengan sejumlah uang. Isi surat itu mengungkapkan segala pengorbanan yang telah dilakukan sang ayah demi Rumi.

Meski dengan cara yang tidak pernah Rumi duga. Mulai dari ayahnya yang mengemis di jalan, sampai ayahnya yang bekerja di pasar dan mengumpulkan sampah agar bisa mendapatkan uang.

Setelah membaca surat itu, Rumi menangis dengan tulus, merasa bersyukur sekaligus sedih.

“Ayah, kamu begitu hebat,” gumamnya dalam hati, sambil mencoba menguatkan diri. Tanpa disadarinya, telepon dari rumah sakit memberitahu bahwa ayahnya telah meninggal dunia.

Rasa kehilangan itu begitu mendalam bagi Rumi, bahkan ia pun tidak menyaksikan ayahnya di detik-detik terakhir hidupnya.

Hari itu, Rumi kehilangan pahlawan dalam hidupnya. Namun juga menemukan kebenaran dan cinta sejati dari seorang ayah. Ditinggalkan dengan uang yang telah dipersiapkan dengan penuh kasih oleh ayahnya, Rumi merasa bertanggung jawab untuk menjalani hidupnya dengan baik, menghormati pengorbanan ayahnya, dan mewujudkan impian mereka bersama. Meskipun tanpa kehadiran fisiknya lagi.

News Feed