English English Indonesian Indonesian
oleh

Hyerin Si Kucing Pandai

Namun ketika lampu sudah menyala dia berhenti, lalu mengeong lagi. Sepertinya dia menyangka ada pencuri yang masuk ke dalam rumah. Makanya dia mengeong sangat kencang.

Bulu Hyerin sangat halus dan aku biasanya memandikannya sekali dalam sepekan. Aku mengeringkan bulunya yang tebal itu menggunakan hair dryer. Aku harap, Hyerin selalu sehat agar bisa menemani bermain. Terutama ketika aku sedang kesepian di rumah.

Ketika aku kembali masuk kuliah, Hyerin hamil. Selama hamil, kucingku sangat lahap makan. Ia hampir makan enam kali dalam sehari. Saat masuk bulan keempat kehamilannya, ia mulai menampakkan sifatnya yang aneh.

Hyerin sudah tidak tenang dan nyaman di tempat manapun, kecuali ada aku di sampingnya.

Saat aku ada kerjaan di luar rumah, ternyata Hyerin sudah melahirkan tanpa ada yang melihatnya. Anaknya ada enam ekor. Namun, satu dari lima anaknya tidak terselamatkan. Anaknya yang mati berwarna cokelat.

Hyerin kehausan, ketika aku melihatnya, raut wajahnya sangat sedih. Namun kelima anaknya yang berwarna, abu-abu, putih, dan hitamlah yang membuat Hyerin kembali semangat untuk menyusui. (*)

News Feed