Apapun itu, PMII perlu membenahi diri dan tentu harus dimulai dengan melebur egosentris kader-kadernya. PMII sudah harus meninggalkan urusan pendikotomian semacam ini. Itu perdebatan anak alumni Mapaba saja atau kader yang pemikirannya belum tercerahkan. PMII harus berpikir canggih dan semestinya bergerak lebih maju ke depan dan mendesain suatu rancang-bangun yang lebih fresh guna menghadapi berbagai macam tantangan ke depan utamanya Indonesia Emas tahun 2045. Dan itu bisa dilakukan jika PMII sudah selesai dengan dirinya sendiri. (*)
News Feed
Antara Langit dan Palung Mariana
Opini|6 jam lalu
Oleh: Bang Irwan (Anggota DPRD Makassar 2014-2019) Saya tersenyum membaca beberapa kiriman link berita dari kawan saya dua-tiga
Peran Literasi Digital dan Media Sosial di Indonesia
Opini|10 jam lalu
PODIUM : Hasrullah Literasi digital sangatlah penting. Namun, kesadaran kritis yang paling utama memberikan manfaat bagi khalayak. Itu
Integritas Akademik di Tengah Gempuran Artificial Intelligence
Opini|10 jam lalu
OLEH: Dr. Nani Harlinda Nurdin, M.Si, Dosen Ilmu Administrasi Negara, Universitas Indonesia Timur Revolusi teknologi dan informasi yang
Nasib Gaza di Balik Tembok
Opini|2 hari lalu
Oleh: Mustajab al-Musthafa, Analis Politik Jalur Gaza—yang melalui Perjanjian Oslo—merupakan wilayah yang berada dalam penguasaan Otorita Palestina itu
Memilih Kepala Daerah yang Inklusif atau Eksklusif
Opini|2 hari lalu
Oleh: M. Kafrawy SaenongMahasiswa Program Doktor UIN Alauddindan Peneliti Lembaga Studi Kebijakan Publik Inklusif dan eksklusif sedikit asing
- 1
- 2
- 3
- …
- 184
- Berikutnya