Ia melihat bahwa saat ini di Sulsel Industri MICE agak stagnan. Maka dari itu pihaknya melirik kegiatan yang skalanya nasional.
“Pelaku industri MICE harus melihat 2025 ke atas. Sehingga tahun ini ketika melakukan kegiatan harus menyipkan program kegiatan untuk 2025 dan seterusnya. Dengan pemerintahan baru kita berharap 2025 nanti lebih banyak kegiatan bersakala nasional bisa diselenggarakan di Sulsel,” harapnya.
Menurutnya Sulsel dan Makassar harus mempersiapkan diri menjadi destinasi MICE maupun sport tourism di wilayah Indonesia Timur.
“Pelaku usaha MICE dan pemerintah setempat harus duduk bersama menyusun road map untuk membuat rancangan program event selama 2025-2030. Kita mau juga ada event besar yang digagas oleh pelaku usaha MiCE dan pemerintah setempat,” sambung dia.
Maka dari itu venue harus cukup, harus ada keberanian untuk investasi membangun gedung pameran baru. Di mana gedung tersebut juga bisa jadi gedung serba guna dan juga bisa untuk pameran dan multi event.
“Pemerintah juga perlu dipertimbangkan bagaimana menjadi tuan rumah PON karena salah satu yang menjadi andalan saat ini adalah adalah sektor sport tourism. Namun sekarang sport center kita tidak ada,” katanya.
Tidak bisa dipungkiri bahwa industri MICE ini menghasilkan multiplier effect ke perekonomian, utamanya UMKM. Banyak sektor yang bisa digeliatkan.
“Jadi memang perlu sekali yang namanya badan promosi pariwisata daerah untuk menggagas itu,” lanjutnya. (sae)
