Di samping buah pisang dan pohon pisang, lebih banyak lagi manfaatnya daun pisang. Daun pisang saat ini sudah dibutuhkan di restoran, rumah makan besar untuk keperluan menambah aroma makanannya, termasuk untuk packing kue tradisional Sulsel, yakni barongko dan roko-roko cangkuning (sejenis nagasari).
Peluang Ekspor
Jangan lupa, daun pisang telah menjadi komoditas ekspor dengan tujuan Jepang, Amerika Serikat, dan Australia. Harganya cukup menjanjikan. Harga daun pisang di Australia Rp74.000 per lembar, Jepang Rp300.000 per lembar, dan Amerika Serikat rata-rata USD15 per lembar ekuivalen Rp232.000 per lembar (kurs 15.500).
Sedangkan untuk harga buah pisang dalam negeri sesuai data yang ada adalah Rp4.000/Kg. Satu tandan biasanya 20 kg, berarti sama dengan Rp80.000. Satu hektare tanah dapat ditanam 2.000 pohon pisang.
Apabila Sulawesi Selatan dapat mengekspor daun pisang ke Jepang setiap bulan paling sedikit 200.000 lembar, berarti hasil ekspor diperoleh Rp60 miliar per bulan. Setahun total menjadi Rp720 miliar.
Itu pun dalam skala kecil, belum termasuk buah pisang dengan harga lokal saja satu pohon satu tandan ditanam pada lahan satu hektare menjadi 2.000 pohon. Ini berarti seharga Rp160 juta.
Apabila memperhatikan nilai ekspor daun pisang yang begitu besar, apalagi masyarakat UMKM bergairah melakukan bisnis ini dan ditunjang oleh pemerintah daerah dan perbankan, tentunya dapat dengan mudah Pemprov Sulawesi Selatan menurunkan tingkat kemiskinan saat ini. Dari 788.860 jiwa atau 8,47 persen, paling tidak sisa 3 persen jumlah masyarakat miskin di Sulawesi Selatan.