Jika sebaran titik gempa dihitung dengan populasi Indonesia, maka sekitar 200 juta penduduk Indonesia bisa mengalami guncangan gempa di atas 6 SR. “Ada sekitar empat juta jiwa yang tinggal di atas patahan atau sesar aktif,” tandasnya.
Penduduk ini merupakan yang sangat rentan menjadi korban bencana gempa bumi.
Nuraini lantas menjelaskan bahwa patahan aktif adalah patahan yang bergerak dalam kurun 10 ribu tahun terakhir.
Dengan kata lain, patahan tersebut pernah terjadi gempa dalam kurun waktu tersebut. Dia menegaskan bahwa gempa adalah gerakan tiba-tiba yang terjadi di dalam kerak atau lempeng bumi yang diteruskan ke patahan maupun sesar aktif tersebut.
Ketika sudah diketahui posisi sesar aktif dan penduduk yang beresiko di atasnya, maka mitigasi bencana adalah strategi yang penting. Dengan mitigasi yang baik, bisa menekan atau mengurangi korban bencana gempa bumi.
“Jadi selain pemetaan sesar aktif, juga perlu strategi mitigasi. Khususnya meningkatkan kesadaran masyarakat akan potensi bencana gempa bumi,” jelasnya.
Peneliti PRKG BRIN lainnya Sonny Aribowo mengatakan, perbukitan dan pegunungan yang memanjang di Pulau Jawa mengindikasikan terdapatnya sesar. “Ketika kita mengamati perbukitan, ada indikasi bahwa ada patahan di situ,” katanya.
Sonny menjelaskan pemetaan sesar aktif di Pulau Jawa menjadi upaya untuk mengidentifikasi dan memetakan daerah berpotensi terjadi gempa bumi. Apalagi ada indikasi terdapat sesar dalam bentuk perbukitan dan pegunungan yang memanjang di pulau Jawa.