Di saat remaja seusianya masih sibuk mencari jati diri, Yon Erick Firman Kuncung sudah menjadi pramusaji di hotel. Sembilan tahun kemudian, ia sudah menduduki jabatan General Manager (GM).
EDWARD AS
Makassar
ERICK, sapaannya, kini menjabat sebagai GM Hotel Whiz Prime Sudirman, Makassar. Ia memulai kariernya di usia sangat muda, 17 tahun.
Saat itu, ia sudah menghasilkan uang. Pria kelahiran Depok, 3 April 1990 silam ini bercerita, lulus dari SMK Multicomp Depok, ia bekerja paruh waktu sebagai pramusaji. Sembari bekerja, Erick tak melupakan pendidikannya.
Ia menempuh perkuliahan di Akademi Pariwisata Krisanti Widya Mandiri, Bukit Duri, Kecamatan Tebet, Jakarta Selatan. Saat kuliah, ia juga mendapatkan tawaran lain yang membuatnya pindah menjadi room boy, pengantar dan penjemput tamu di bandara, hingga door man. Itu di Hotel Four Seasons Jakarta.
Semuanya dilakukan dengan baik, tanpa meninggalkan bangku kuliah. “Saya kerja tetap di dunia perhotelan, setelah lulus dari Akademi Pariwisata Krisanti,” kata pencinta traveling ini.
Di usia 20 tahun, Erick memutuskan menjadi mualaf. Dari Kristen menjadi Muslim, membuatnya sempat merasa akan mendapat pertentangan dari orang tua.
Erick ini bahkan sudah menyiapkan pertanyaan balik, jika sang ayah tidak mendukungnya. Yakni, mempertanyakan apa alasan ayahnya pindah keyakinan dari Konghucu ke Protestan.
“Ternyata tidak dilarang. Itu mungkin karena sifat demokratis yang dipegang kedua orang tua saya. Jadi saya mualaf bukan karena bertemu istri. Saya mualaf tahun 2010, saya bertemu istri pada tahun 2014, jadi tidak ada kaitannya,” terang putra pasangan Elisabet Rose Von Suiten dan Basuki Kuncung ini.