Di satu sisi, Bahtiar mengaku kualitas air Sungai Walanae perlu diperbaiki. Itu dapat dilakukan dengan penanaman pohon-pohon buah-buahan berukuran besar yang sifatnya menjernihkan air dan mengikat tanah. Air yang cokelat tersebut juga disebabkan tanah yang terkikis ke aliran air sungai.
Terutama bagi pohon buah yang bergetah banyak. Kata Bahtiar, itu dapat tumbuh lebih lepas tanpa harus perawatan yang ketat. Selain untuk menyelamatkan alam, dan untuk konsumsi masyarakat, menanam pohon buah tersebut dalam jumlah yang banyak dapat menjadi sumber ekonomi masyarakat.
“Kalau tarik konteks internasional, kita bagian upaya mitigasi pemanasan global. Pemerintah dan masyarakat harus diedukasi, supaya tertarik jadi bagian menyelamatkan. Tapi juga harus ada nilai ekonomi,” bebernya.
Pj Bupati Bone Andi Islamuddin mengatakan, air di DAS Walanae sepanjang tahun selalu mengalir. Meskipun di waktu musim kemarau sekalipun, airnya tidak pernah betul-betul kering.
Ia pun berharap dukungan dari Pemprov Sulsel dalam upaya mengembalikan kelestarian alam di DAS Walanae. Termasuk dukungan dalam pembangunan tambak ikan dan budi daya ikan air tawar. (uca)