Tercatat beberapa indikator kesejahteraan ekonomi masyarakat masih lebih baik dibanding nasional. Tingkat pengangguran terbuka menurun, 4,33%. Walaupun tingkat kemiskinan meningkat, 8,70%. Namun tren Nilai Tukar Petani (NTP) meningkat dengan nilai rata-rata, 107,91. Demikian juga rata-rata Nilai Tukar Nelayan (NTN) meningkat, jadi 111,49. Indikator ketimpangan pendapatan/Rasio Gini tetap, 0,377 dengan IPM lebih tinggi dari nasional, 74,60.
Dari sisi perekonomian eksternal, posisi neraca perdagangan Sulsel per Desember 2023 mengalami surplus, US$ 1,18 miliar. Nilai ekspor tercatat sebesar US$ 167,59 Juta, sedang impor terkontraksi, 12,54% (mtm) dengan nilai US$ 78,66 juta.
Ekspor mengalami kenaikan sebesar 66,01% (mtm) dibanding nilai ekspor pada November 2023. Tetapi dibanding tahun 2022 (yoy), ekspor mengalami penurunan, 28,60%. Komoditas Nikel masih menjadi kontributor terbesar dari total nilai ekspor Sulsel, menyumbang 58,36%.
Tidak dapat dipungkiri bahwa salah satu faktor penting yang menentukan pencapaian tren perkembangan indikator perekonomian Indonesia yang masih kondunsif selama tahun 2023, dimungkinkan karena peran kebijakan fiskal di tingkat nasional maupun daerah, diantaranya Sulsel. Artinya, kinerja perekonomian di Indonesia selama tahun 2023 tidak terlepas dari peran kebijakan fiskal pemerintah Nasional dan daerah, melalui APBN dan APBD.
Sesuai data dari Kanwil Kemenkeu, DJPB Prov. Sulawesi Selatan (Sulsel), kinerja APBN di Sulsel mengalami defisit sebesar Rp37,5 triliun, disebabkan belanja negara sebagai shock absorber dalam perekonomian lebih besar dibanding pendapatan negara.