Oleh; Suf Kasman, Dosen UIN Alauddin Makassar
Hidup penuh kepalsuan. Ya, kini pemuja kepalsuan menguasai jagat butala negeri. Dimana-mana serpihan kepalsuan dipromosikan lalu dipraktikkan demi segurat mimpi-mimpi belaka.
Aku menyaksikan konser kepalsuan menggerogoti generasi millenial kekinian. Menjadikannya irama kepalsuan di bentangan samudera kehampaan. Menebar selaksa simponi kepura-puraan.
Kepalsuan tidak mengenal usia dan jenis kelamin, mayoritas terbelenggu pada lingkaran fana. Rela menukarkan kebaikan dengan serpihan kepalsuan.
โ๐๐ข๐ฎ๐ถ ๐ข๐ฌ๐ข๐ฏ ๐ฎ๐ฆ๐ฏ๐จ๐ช๐ฌ๐ถ๐ต๐ช ๐ด๐ฆ๐ซ๐ฆ๐ฏ๐จ๐ฌ๐ข๐ญ ๐ฅ๐ฆ๐ฎ๐ช ๐ด๐ฆ๐ซ๐ฆ๐ฏ๐จ๐ฌ๐ข๐ญ, ๐ด๐ฆ๐ฉ๐ข๐ด๐ต๐ข ๐ฅ๐ฆ๐ฎ๐ช ๐ด๐ฆ๐ฉ๐ข๐ด๐ต๐ข ๐ด๐ข๐ฎ๐ฑ๐ข๐ช ๐ฎ๐ข๐ด๐ถ๐ฌ ๐ฌ๐ฆ ๐ญ๐ถ๐ฃ๐ข๐ฏ๐จ ๐ฅ๐ฉ๐ฐ๐ฃ ๐ฑ๐ถ๐ฏ ๐ฆ๐ฏ๐จ๐ฌ๐ข๐ถ ๐ต๐ฆ๐ณ๐ถ๐ด ๐ช๐ฌ๐ถ๐ต๐ชโ. Hadits.
Lihatlah generasi kita dijejali Trans Studio Mall, dihipnotis infotainment, diracuni sinetron dan hiburan-hiburan fiktif yang nihil pengamalan nilai-nilai Islami. Kebanyakan serba kepalsuan.
Aku heran, mengapa se-mayapada-ku terperosok terhadap varietas kepalsuan, yang mustahil bisa langgeng. Gaya (๐ด๐ต๐บ๐ญ๐ฆ ๐ง๐ข๐ด๐ฉ๐ช๐ฐ๐ฏ) serba palsu doktrin palsu, kemenangan palsu, supporter (pendukung) palsu, janji palsu, sumpah palsu, ijazah palsu. Palsu keseluruhannya.
Seabrek kepalsuan prominen lalu menjalar di bumi Tamalanrea-ku. Jangan-jangan manusia sultanat-ku tak lebih konstruksi palsu; ia hidup sebagian besar untuk mengkhianati orang lain.
Saudaraku, Bila Anda sukses membangun sebuah mahligai kepalsuan, mungkin bisa membuat orang lain bersukacita padamu (hanya saat itu).
Tapi, kepalsuan apa pun yang engkau pertunjukkan, tidak akan pernah berjaya di kosmos ini, apalagi mau bertahan lama. Kepalsuan cuma mempersulit diri sendiri, ujung-ujungnya akan bumerang!